1)
DEFINISI
Inflasi (inflation) adalah suatu gejala dimana tingkat
harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Venieris dan Sebold (1978:
603), mendefinisikan inflasi sebagai suatu kecenderungan meningkatnya tingkat
harga umum secara terus menerus sepanjag waktu (a susstained tendency for the
general level of prices to ise over time). Berdasarkan definisi tersebut,
kenaikan tingkat harga umum (general price level) yang terjadi sekali waktu
saja, tidaklah dapat dikatakan inflasi.
Dari pernyataan
tersebut diatas, setidaknya ada tiga hal yang ditekankan, yaitu :
·
Adanya
kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berart u dibandingkan dengan
sebelumnya, tetapi tetap menunjukan tendensi yang meningkat.
·
Kenaikan
harga tersebut berlangsung secara terus menerus (sutained), yang berarti bukan
terjadi pada suatu waktu saja, akan tetapi bisa beberapa waktu lamanya.
·
Tingkat
harga yang dimaksud dalah tingkat harga umum, yang berarti tingkt harga yang
mengalami kenaikan itu bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja, akan
tetapi untuk harga barang secara umum.
Tingkat inflasi
adalah persentase perubahan di dalam tingkat harga, sedangkan indeks harga itu
sendiri mengukur biaya dari sekelompok barang tertentu sebagai persentase dari
kelompok yang sama pada periode dasar. Secara umum dikenal ada tiga indeks
harga (price index), yaitu :
1.
Indeks
Harga Konsumen (Consumer Price Index atau CPI). Indeks harga konumen atau
disingkat IHK adalah suatu indeks harga yang mengukur biaya sekelompok
barang-barang dan jasa-jasa di pasar, termasuk harga-harga makanan, pakaian,
perumahan, transportsi, perawatan kesehatan, penidikan, dan komoditi lain yang
dibeli untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
2.
Indeks
Harga Produsen (Producer Price Indek atau PPI). Indeks harga produsen atau
disingkat IHP adalah suatu indeks dari harga bahan-bahan baku, produk antara,
dan peralatan modal dan mesin yang dibeli oleh sektor bisnis atau perusahaan.
3.
GNP
Deflator adalah suatu indeks yang merupakan perbandingan atau rasio antara GNP
nominal dan GNP riil dikalikan dengan 100. GNP riil adalah nilai barang-barang
dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam perkonomian, yang diperoleh ketika
output dinilai dengan menggunakan harga tahun dasar.
2)
PENTINGNYA PERHITUNGAN INFLASI
·
Sebagai petunjuk dalam penyusunan
kebijaksanaan ekonomi secara umum oleh pemerintah, yaitu dalam merumuskan
kebijaksanaan pengambilan keputusan dan penetapan peraturan yang menyangkut
harga, tarip, subsidi, rencana produksi/pengadaan barang dan lain sebagainya.
·
Digunakan untuk indeksasi upah dan tunjangan
gaji pegawai (wage indexation).
·
Digunakan untuk penyesuaian upah
buruh oleh pimpinan perusahaan, karena dengan tersedianya data tersebut
merupakan bantuan yang besar dalam penetapan atau penyesuaian upah yang riil,
sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
·
Untuk beberapa analisa ekonometri seperti : analisa
pasar, analisa penjualan atas barang-barang konsumen dan lain-lain.
·
Sebagai indikator maka indeks harga ini juga dipakai
untuk mengambil keputusan dalam kebijaksanaan fiskal dan moneter, penyesuaian
nilai kontrak (contractual payment),
dan ekskalasi nilai proyek (project
escalation), penentuan target inflasi (inflation
targeting), dan indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (budgeting indexation).
·
Digunakan sebagai proxi perubahan
biaya hidup (proxy of cost of living).
·
Digunakan sebagai indicator dini tingkat bunga, valuta
asing(valas), dan indeks harga saham.
3)
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI INFLASI
(1)
Meningkatnya Kegiatan Ekonomi
Meningkatnya kegiatan ekonomi mendorong peningkatan permintaan agregat
yang tidak
diimbangi dengan meningkatnya penawran agregat karena adanya kendala struktural perekonmian. Indikatornya
: masih rendahnya kapasitas terpakai sektor industri pengolahan (39% – 51%) dan menurunnya
produksi tanaman bahan makanan (sumbangan pada PDB berkurang 1,1%) pada tahun 2001.
(2)
Kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan
Kebijakan pemerintah dalam tahun 2001 menaikkan harga barang dan jasa
seperti BBM, listrik, air miinum dan rokok serta menaikkan upah minimum tenaga
kerja swasta dan
gaji pegawai negeri diperkirakan memberikan tambahan inflasi IHK sebesar 3,83%.
(3)
Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
Pengaruh kuat depresiasi nilai tukar rupiah diketahui dari hasik
penelitian bank Indonesia, antara lain : · Perilaku harga cenderung mudah meningkat karena pengaruh melemahnya
nilai tukar
rupiah · Perilaku harga cenderung sulit untuk turun apabila nilai tukar rupiah
menguat, seperti
pada bulan Agustus menguat 4,0%, bulan Juli menguat 21,0%, namun harga hanya turun (deflasi)
sebesar 0,24%.
(4)
Tingginya ekspektasi inflasi masyarakat
Tingginya inflasi IHK tidak lepas dari pengaruh ekspektasi inflasi oleh
produsen dan pedagang serta konsumen. Tingginya ekspektasi inflasi pada produsen dan
pedagang sepanjang tahun 2001 terutama dipengaruhi oleh tingginya inflasi tahun 2000 yang mencapai
9,35%. Sedangkan
ekspektasi para konsumen terutama dipengaruhi oleh ekspektasi kenaikan harga barang-barang yang
dikendalikan pemerintah dan ekspektasi nilai tukar rupiah. (Laporan Bank Indonesia Tahun,
2001).
4)
CARA MENGHITUNG INFLASI
Cara Menghitung
Inflasi Angka inflasi dihitung berdasarkanangka indeks yang dikumpulkan
daribeberapa macam barang yangdiperjualbelikan
di pasar denganmasing-masing tingkat harga. Barang-barang yang dimaksud adalah barangyang paling banyak dan merupakankebutuhan
pokok bagi masyarakat.Angka indeks yang digunakan
adalahindeks harga konsumen (IHK). Indeksharga konsumen disebut consumerprice
index (CPI). Berdasarkan indeks Rumus Menghitung LajuInflasi Inflasi = IHKN – IHK n-1 x 100IHKn-1
Angka Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan dalam perekonomian di mana terjadi kenaikan
harga-harga secara umum. Kenaikan
dalam harga barang dan jasa yang biasa terjadi jika permintaan bertambah
dibandingkan dengan jumlah penawaran atau
persediaan barang di pasar, dalam hal ini lebih banyak uang yang beredar yang digunakan untuk membeli barang dibanding
dengan jumlah barang dan jasa.
Tidak semua
kenaikan harga selalu diidentikan dengan inflasi, misalnya kenaikan harga pada
hari Lebaran, ini hanya gejolak
pasar yang terjadi sesaat saja dan tidak berlangsung terus-menerus. Setiap
negara pasti mengalami inflasi dengan tingkat yang
berbeda-beda, inflasi yang terjadi dapat disebabkan
oleh faktor yang berbeda-beda.
Beberapa
penyebab inflasi diantaranya bisa disebabkan oleh sektor ekspor-impor, tabungan
atau investasi, pengeluaran dan
penerimaan negara, sektor pemerintah dan swasta.
Ada banyak cara
untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah IHK dan GDP Deflator.
Ada beberapa
indikator makroekonomi yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi selama satu periode tertentu, yaitu (PratamaRahardja,
Mandala Manurung: 2004):
a. Indeks harga konsumen Indeks harga konsumen (IHK)
adalah angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu
periode tertentu.
IHK
dihitung berdasarkan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dalam
satu periode tertentu. Inflasi
dapat diperoleh dengan rumus :
BERAS
|
JERUK
|
SAYURAN
|
|
HARGA
|
Rp 5.000,00
|
Rp 5.000,00
|
Rp 1000,00
|
KUANTITAS (Kg)
|
50
|
0,8
|
0,5
|
JUMLAH PENGELUARANNYA HARGA x KUANTITAS
DIPEROLEH DATA KONSUMSI THN 2002:
HARGA
|
KUANTITAS
|
JUMLAH PENGELUARAN
|
|
BERAS
|
Rp 5.000
|
50
|
Rp 250.000,00
|
JERUK
|
Rp 5.000
|
0,8
|
Rp
4.000,00
|
SAYURAN
|
Rp 1.000
|
0,5
|
Rp
500,00
|
TOTAL
|
Rp 254.500,00
|
BERAS = Rp 250.000,000 : 254.500 = 0,98
JERUK = Rp 4.000,00 : 254.500,00 = 0,015
SAYURAN = Rp 1.000,00 : 254.500,00 = 0,002
KOMODITAS
|
BOBOT
|
HARGA
|
HARGA X BOBOT
|
||
2002
|
2003
|
2002
|
2003
|
||
BERAS
|
0,98
|
Rp 5.000,00
|
Rp 7.000,00
|
Rp 4.900,00
|
Rp 6.860,00
|
JERUK
|
0,015
|
Rp 1000,00
|
Rp 1.500,00
|
Rp 15,00
|
Rp 45,00
|
SAYURAN
|
0,002
|
Rp 250,00
|
Rp 0,50
|
Rp 1,00
|
Rp 4,00
|
JUMLAH
|
Rp 4.915,50
|
Rp 7.889,00
|
DARI TABEL TERSEBUT DAPAT DIHITUNG LAJU INFLASI YANG TERJADI YAITU:
IHK tahun 2002 = 4.915,50 : 4.915,50 X 100 = 100
IHK tahun 2003 = 7.889,00 : 4.915,50 X 100 = 140
b. Indeks harga implisit (GDP Deflator) Perhitungan
inflasi menggunakan IHK dan IHPB mempunyai keterbatasan,karena hanya memperhitungkan beberapa ratus barang dari
beberapa puluh kota saja. Padahal barang yang diproduksi
dan dikonsumsi tidak hanya barang yang diperhitungkan saja, namun masih banyak
barang yang mungkin belum dimasukkan dalam
perhitungan padahal barang tersebut diproduksi dan dikonsumsi. Kegiatan ekonomi juga tidak terjadi di beberapa
kota saja, melainkan di seluruh pelosok tanah air. Untuk itu, untuk mendapatkan gambaran inflasi yang
mendekati keadaan sebenarnya, maka para ekonom
menggunakan indeks harga implisit (GDP deflator) atau disingkat IHI. Untuk menghitung
IHI kita dapat menggunakan rumus berikut ini:
IHI = (Harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100%
Prinsip
perhitungan inflasi berdasarkan IHI adalah sebagai berikut:
Contoh
:
TAHUN
|
PAKAIAN
|
SEPATU
|
GNP
|
||
OUTPUT
|
HARGA
|
OUTPUT
|
HARGA
|
||
Q
|
P
|
Q
|
P
|
||
1985
|
20
|
20.000
|
30
|
10.000
|
(20.000 x 20) + (10.000 x 40) = 1.000.000,00
|
1994
|
30
|
40.000
|
40
|
15.000
|
(40.000 x 30) + (15.000 x 40) = 1.800.000,00
|
Dengan Rumus Paasche
Dapat dihitung GNP
deflatornya
DAFTAR
PUSTAKA
Wikipedia.
Makroekonomi muana
nanga 2001 PT Raja gravindo persada. Jakarta utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar