HAKIKAT PEMBELAJARAN
Diajukan dalam Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Disusun
oleh :
ARIEF BAYU
ADHI (7101411173)
MKU/MKDK
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Mengajar (teaching) dapat membantu siswa
memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk
mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Pembelajaran
adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini
terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan
metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini
pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini
istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa
tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian
pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari
siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi
pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata
interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara
optimal.
Proses
pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan
oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah,
seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa
dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran
tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka
efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi
pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses
pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu
belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti
belajar sesungguhnya.
Belajar adalah
sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami sesuatu. Belajar merupakan
akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses belajar
terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain
itu untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing
oleh Guru dari pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam
ingatan dan pemikiran mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode
pembelajaran dengan tepat. Jika hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran
tidak akan berjalan dengan efektif dan optimal.
Guru memiliki
peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas dan atau di ruang praktek/laboratorium. Sehubungan dengan
tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan
membuat perencanaan pembelajaran dengan seksama dan menyiapkan sejumlah
perangkat pembelajaran yang tepat.
Upaya ini tentu
menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode
mengajar, strategi pembelajaran, sikap dan karakter guru dalam mengelola proses
pembelajaran dengan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif dengan cara meningkatkan kemampuan siswa
untuk menyimak pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif, berupaya menarik
minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, membangkitkan motivasi belajar,
pelayanan individu (pembelajaran privat) dan penggunaan media dalam
pembelajaran.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian pembelajaran ?
2.
Bagaimana hubungan teori belajar dan pembelajaran ?
3.
Apa saja pendekatan dalam system pembelajaran ?
4.
Apa saja komponen-komponen dalam pembelajaran ?
5.
Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran.
C.
TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan masukan mengenai arti pembelajaran yang benar.
2. Menganalisis tingkat keefektifan dan keefisiensian dalam pembelajaran
D.
MANFAAT
PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah
Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
2. Bagi Guru
Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar
para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.
3. Bagi Peserta Didik
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam
rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas
pendidikan pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), hakikat merupakan inti sari atau dasar kenyataan yang sebenarnya.
Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang
secara bertahap dari tidak bisa menjadi bisa untuk melakukan suatu hal.
Dalam sistem pendidikan nasional sering
dijumpai istilah pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran yang kadang-kadang
penggunaannya sering rancu karena kurang konsisten dalam mengartikan ketiga
istilah tersebut.
Ketiga pengertian istilah itu yang benar adalah
sebagai berikut :
Menurut
Theodore Brameld (1999), istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari
pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama warga masyarakat yang baru
mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah
suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah
saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat
tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan
ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang
senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.
Sedangkan dijelaskan dalam UU Sisdiknas (2003:1),
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dari berbagai pengertian di atas dapat
disimpulakan bahwa pendidikan merupakan gejala insani yang fundamental di atas
kehidupan manusia untuk mengantarkan anak manusia ke dunia peradaban.
Pendidikan juga merupakan bimbingan ekstensial manusiawi dan bimbingan otentik
agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan
mampu memiliki, melanjutkan, serta mengembangkan warisan-warisan sosial
generasi yang terdahulu. Sehingga dengan pendidikan ini manusia akan dapat
mempertahankan sistem budaya yang telah terbangun sebelumnya.
Pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dibatasi pada aspek
intelektual dan keterampilan. Mengajar
adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa
untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Rumusan pengertian diatas sejalan dengan pandangan Gagne (1977), belajar merupakan sejenis
perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan.
Sedangkan menurut paham empiris,
pengajaran merupakan kata benda dari kata mengajar yang artinya menimbulkan
belajar dan
itu terjemahan dari teaching atau diartikan juga instruction. Instruction
adalah seperangkat peristiwa (event)
yang mempengaruhi pembelajar sedemikian rupa sehingga pembelajar itu memperoleh
kemudahan.
Pembelajaran adalah setiap
perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi
ini menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.Konsep
tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat
diamati. Unsur utama dalam pembelajaran itu adalah pengalaman anak sebagai
seperangkat peristiwa sehingga terjadi proses belajar.
Di sisi lain pembelajaran
mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai
konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan
sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta
didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu
pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya
interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran
yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar
yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Target
belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses
belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai,
ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah
mencapai target belajar.
B.
Hubungan
Teori Belajar dan Pembelajaran
Teori
adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar
variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Belajar
adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar
oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya.Oleh sebab
itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang
positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya
tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.
Jadi
dapat dikatakan Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana
manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang
kompleks dari belajar. teori belajar adalah konsep-konsep
dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji
kebenarannya melalui eksperimen. Teori belajar itu berasal dari teori psikologi
dan terutama menyangkut masalah situasi belajar. Sebagai salah satu cabang ilmu
deskriptif, maka teori belajar berfungsi menjelaskan apa, mengapa dan bagaimana
proses belajar terjadi pada si belajar. Karena para pakar psikologi mempunyai
sudut pandang yang berbeda-beda dalam menjelaskan apa, mengapa dan bagaimana
belajar itu terjadi, maka menimbulkan beberapa teori belajar seperti teori
behavioristik, kognitif, humanistik, sibernetik dan sebagainya.
Teori pembelajaran tidak menjelaskan bagaimana proses
belajar terjadi, tetapi lebih merupakan implementasi prinsip-prinsip teori
belajar dan berfungsi untuk memecahkan masalah praktis dalam pembelajaran. Oleh
karena itu teori pembelajaran selalu akan mempersoalkan bagaimana prosedur
pembelajaran yang efektif, maka bersifat preskriptif dan normatif. Teori
pembelajaran akan menjelaskan bagaimana menimbulkan pengalaman belajar dan
bagaimana pula menilai dan memperbaiki metode dan teknik yang tepat.
Teori pembelajaran
yang demikian itu memungkinkan guru untuk :
(1)Mengusahakan
lingkungan yang optimal untuk belajar
(2)Menyusun bahan ajar dan megurutkannya
(3)Memilih strategi mengajar yang optimal dan apa alasannya
(4)Membedakan antara jenis alat AVA yang sifatnya pilihan dan AVA lain yang sifatnya esensial untuk membelajarkan para siswa.
(2)Menyusun bahan ajar dan megurutkannya
(3)Memilih strategi mengajar yang optimal dan apa alasannya
(4)Membedakan antara jenis alat AVA yang sifatnya pilihan dan AVA lain yang sifatnya esensial untuk membelajarkan para siswa.
Demikian halnya teori belajar yang bersifat deskriptif itu,
akan mampu menjelaskan, memprediksi dan mengontrol peristiwa belajar. Sehingga
prinsip-prinsip dan hukum belajar akan dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran. Maka teori belajar tertentu dengan sendirinya akan berimplikasi
pada pembelajaran tertentu pula atau tergantung dari sudut pandang mana proses
belajar itu terjadi.
Dengan demikian jelaslah bahwa terdapat hubungan yang
sangat erat antara teori belajar dengan teori pembelajaran.
C.
Sistem
Pembelajaran
Secara tradisional, proses pembelajaran
melibatkan pendidik, peserta didik, dan buku ajar (textbooks).
Isi pelajaran yang dipelajari berasal dari buku ajar dan pembelajaran menjadi
tanggung jawab pendidik dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik.
Pembelajaran dapat ditafsirkan sebagai penyampaian isi pelajaran ke dalam otak
peserta didik dengan cara tertentu dan mereka akan melacak kembali informasi
yang telah diterima pada waktu menghadapi ujian. Dengan model ini, cara
memperbaiki pembelajaran adalah dengan memperbaiki kemampuan pendidik dengan
cara pendidik mempelajari banyak pengetahuan dan metode penyampaian isi
pelajaran kepada peserta didik.
Pandangan proses pembelajaran kontemporer
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses sistematis di mana setiap
komponen pembelajaran adalah penting untuk meningkatkan keberhasilan belajar.
Perspektif ini disebut sebagai pandangan sistem. Secara teknis, sistem
merupakan serangkaian bagian yang berinteraksi dan semua komponen itu bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Proses pembelajaran merupakan suatu
sistem. Tujuan sistem adalah menghasilkan belajar atau memberikan sarana
penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen itu adalah
pendidik, peserta didik, materi pembelajaran, dan lingkungan belajar. Semua
komponen itu saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan berfungsi
mendeskripsikan hakikat apa yang akan dilakukan dalam memecahkan suatu masalah.
Pendekatan dapat berwujud cara pandang, filsafat atau kepercayaan yang diyakini
kebenarannya. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan oleh masyarakat ilmiah
dalam memecahkan berbagai masalah adalah pendekatan sistem. Sistem merupakan
sekelompok bagian-bagian yang bekerja sama secara keseluruhan berdasarkan suatu
tujuan bersama.
Johnson, Kast dan Rozenzweig (1973)
mengemukakan bahwa pendekatan sistem adalah cara berpikir untuk mengatur tugas,
melalui suatu kerangka yang melukiskan faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara terpadu. Atau, pendekatan
sistem juga merupakan cara berpikir, sebuah metode atau teknik analisis dan
suatu jenis manajerial.
Semua
sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Untuk
itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan (input) menjadi hasil
(output).Pada kerangka pendekatan sistem ini terlihat bahwa apa yang ingin
dicapai (restriction) merupakan dasar analisis suatu sistem. Restriction
terumuskan dalam tujuan (objectives), standar perilaku yang diharapkan
(performance standard) juga kemungkinan hambatan dalam mencapai tujuan
(constraint). Berdasarkan kepada tujuan sistem, selanjutnya dapat dirumuskan
masukan (input), yakni apa yang ingin dicapai sesuai tujuan. Masukan tersebut
diproses sehingga menghasilkan keluaran (output) tertentu. Hasil evaluasi
terhadap output dijadikan dasar umpan balik (feed back) untuk melakukan
perbaikan atau revisi, baik terhadap proses maupun terhadap input. Atas dasar
inilah seluruh komponen sistem berhubungan dan berinteraksi.
D. Komponen-komponen
Pembelajaran
Dalam proses belajar pasti terdapat
komponen-komponen yang mendukung proses pembelajaran. Antara lain adalah :
1. Tujuan
Tujuan merupakan aspek pertama dan
terpenting dalam memulai sebuah aktivitas pembelajaran. Karena tujuan merupakan
sebuah landasan di mana suatu pembelajaran akan ditempuh dan dijalani. Tujuan
di sini dapat pula diartikan sebagai kurikulum. Yang mana kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan dengan
kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
2. Guru
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti
harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik.
Di dalam masyarakat, dari yang
paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru
merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat.
Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu
pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola
kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Siswa
Siswa atau Murid biasanya
digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah
atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru.
Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang
mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan
selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki
latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa,
sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa terapan pengetahuan dan atau
kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu
perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian.
4. Metode
Metode pembelajaran adalah
cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses belajar-mengajar agar berjalan
dengan baik, metode-metode tersebut antara lain :
a. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah
metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
b. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah
suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan
murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab
pertanyaan murid itu .
c. Metode Diskusi
Metode diskusi dapat diartikan
sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk
membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang
bersifat problematis.
d. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan.
e. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan
murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui
pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
5. Materi
Materi juga merupakan salah
satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang
bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:
· Adanya teks yang menarik.
· Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta
meliputi kemampuan berpikir siswa.
· Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan
yang sudah mereka miliki.
· Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.
6. Alat Pembelajaran (Media)
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Media pembelajaran adalah perangkat lunak (soft ware) atau perangkat
keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar.
7. Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
“Evaluation”. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa
evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya
yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan
hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
E.
Prinsip-prinsip Pembelajaran
Prinsip
pembelajaran terdapat dari berbagai sumber, antara lain adalah :
1. Prinsip
pembelajaran bersumber dari teori behavioristik
2. Prinsip
pembelajaran bersumber dari teori kognitif
3. Prinsip
pembelajaran dari teori humanisme
4. Prinsip
pembelajaran dalam rangka pencapaian ranah tujuan
5. Prinsip pembelajaran
konstruktivisme
6. Prinsip pembelajaran bersumber dari azas
mengajar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya sistem pembelajaran maka guru akan memahami
tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan
pembelajaran yang ingin dilakukan, pemanfaatan setiap komponen dalam proses
kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mengatahui
keberhasilan pencapaian tersebut.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran adalah faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, dan faktor lingkungan. Jika tidak ada salah satu saja faktor tersebut maka sistem pembelajaran tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.
Komponen-komponen dari sistem pembelajaran adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi. Dengan menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok dalam pembelajaran ini, maka akan dapat membantu kita dalam memprediksi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
B. Saran-saran
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran adalah faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, dan faktor lingkungan. Jika tidak ada salah satu saja faktor tersebut maka sistem pembelajaran tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.
Komponen-komponen dari sistem pembelajaran adalah tujuan, materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi. Dengan menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok dalam pembelajaran ini, maka akan dapat membantu kita dalam memprediksi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
B. Saran-saran
Saya memberikan saran bahwa di dalam proses belajar mengajar
guru harus :
1. Mempunyai sistem pembelajaran yang tersusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai.
2. Menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok dalam pembelajaran, agar dapat membantu dalam memprediksi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
1. Mempunyai sistem pembelajaran yang tersusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai.
2. Menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok dalam pembelajaran, agar dapat membantu dalam memprediksi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H.Wina Sanjaya, M.Pd.2008.Perencanaan dan Desain
Pembelajaran.Kencana Prenada Media Group:Jakarta
Prof. Dr. Oemar Hamalik.2009.Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan pendekatan Sistem.PT.Bumi Aksara: Jakarta
Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2007. Psikologi
Pendidikan. Unnes Press : Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar