Kamis, 26 September 2013

PAN & PAP



NAMA                        : ARIEF BAYU ADHI
NIM                             : 7101411173
MATA KULIAH         : EVALUASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI

A.   Penilaian Acuan Norma
Penlaian acuan norma (PAN) adalah penlaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya dikelas tersebut. PAN ini berasumsi bahwa kemampuan orang itu berbeda beda dan dapat digambarkan menurut distribusi norma. Perbedaan ini harus ditunjukan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti pendidikan selama satu semester peserta didik diadakan penilaian. Hasil ujian seseorang dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi seseorang. Acuan ini biasanya digunakan pada ujian untuk seleksi, karena sesuai dengan tujuannya ujian seleksi adalah untuk membedakan kemampuan seseorang dan untuk mengetahui hasil belajar seseorang
Ada beberapa ciri-ciri dalam penilaian yang berbasis PAN antara lain:
  1. Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
  2. Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Artinya, selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut.
  3. Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
  4. Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
  5. Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.

Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif dan meliputi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Pada pendekatan acuan norma, standar kinerja yang digunakan bersifat relatif, artinya tingkat kinerja seorang siswa ditetapkan berdasarkan pada posisi relatif dalam kelompoknya. Artinya seorang yang memperoleh nilai di atas rata-rata kelompoknya maka siswa tersebut memperoleh skor yang tinggi, begitu juga sebaliknya.

Salah satu keuntungan dari standar relatif ini adalah penempatan skor (kinerja) siswa dilakukan tanpa memandang kesulitan suatu tes secara teliti. Kekurangan dari penggunaan standar relatif diantaranya adalah:
§  Dianggap tidak adil
§  Membuat persaingan yang tidak sehat diantara siswa
Simulasi acuan norma dalam menentukan nilai siswa:
Dalam satu kelas, peserta ujian terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30. Jika menggunakan pendekatan penilaian acuan normal (PAN), maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi (50) akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10. sedangkan mereka yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
Penentuan nilai dengan skor di atas dapat juga dihitung terlebih dahulu persentase jawaban benar. Kemudian, yang memperoleh persentase tertinggi diberikan nilai tertinggi.

B.   Penilaian Acuan Patokan
Penilaian acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation meruPATan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain.
Keberhasilan dalam prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional . Dengan PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya. Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari adanya PAP. Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir dengan test awal meruPATan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana diharapkan dan termuat pada kurikulum saat ini, PAP meruPATan cara pandang yang harus diterapkan. PAP juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan atau dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP ini menggunakan prinsip belajar tuntas (mastery learning).
Ø  Kelebihan PAP :
1.      Fokus perhatian pada isi soal
2.       Memberikan semangat bagi peserta didik dalam belajar
Ø  Kekurangan PAP:
1.    Memakan waktu dan biaya
2.    Metode dapat membosankan
Dengan menentapkan batas toleransi terhadap fluktuasi prestasi peserta didik dari kelas ke kelas dan dari tahun ke tahun dengan pertimbangan profesional seorang pengajar menetapkan batas bawah tingkatan prestasi yang dianggap memadai memenuhi syarat (lulus) sedang yang dibawahnya tidak memenuhi syarat, seperti yang telah dijelaskan diatas.
Dengan acuan patokan yang dulu maka misalkan bila si Budi memperoleh skore 83 dari soal obyektif yang diberikan yaitu berjumlah 150  , sedangkan si Ani memperoleh skore 126. Maka sesuai tabel dibawah ini si Budi mendapatkan nilai D atau 1 dan si Ani mendapatkan nilai akhir B atau 3. Dengan perhitungan nilai Ani = 84% = B = 3 dan nilai Budi = 55 % = D = 1.
Tabel
Tingkatan Penguasaan
Nilai akhir
90% - 100%
80% - 89%
65% - 79%
55% - 64%
Kurang dari 55%
A atau 4
B atau 3
C atau 2
D atau 1
E atau 0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar