NAMA :
ARIEF BAYU ADHI
NIM :
7101411173
MATA KULIAH :
EVALUASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI
A. Penilaian Acuan Norma
Penlaian
acuan norma (PAN) adalah penlaian yang dilakukan untuk mengetahui posisi
kemampuan seseorang dibandingkan dengan temannya dikelas tersebut. PAN ini
berasumsi bahwa kemampuan orang itu berbeda beda dan dapat digambarkan menurut
distribusi norma. Perbedaan ini harus ditunjukan oleh hasil pengukuran,
misalnya setelah mengikuti pendidikan selama satu semester peserta didik
diadakan penilaian. Hasil ujian seseorang dibandingkan dengan kelompoknya,
sehingga dapat diketahui posisi seseorang. Acuan ini biasanya digunakan pada
ujian untuk seleksi, karena sesuai dengan tujuannya ujian seleksi adalah untuk
membedakan kemampuan seseorang dan untuk mengetahui hasil belajar seseorang
Ada beberapa ciri-ciri dalam penilaian yang berbasis PAN antara lain:
- Penilaian Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
- Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Artinya, selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut.
- Nilai hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
- Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
- Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.
Tujuan
penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif dan meliputi
suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Pada pendekatan acuan norma,
standar kinerja yang digunakan bersifat relatif, artinya tingkat kinerja
seorang siswa ditetapkan berdasarkan pada posisi relatif dalam kelompoknya.
Artinya seorang yang memperoleh nilai di atas rata-rata kelompoknya maka siswa
tersebut memperoleh skor yang tinggi, begitu juga sebaliknya.
Salah satu
keuntungan dari standar relatif ini adalah penempatan skor (kinerja) siswa
dilakukan tanpa memandang kesulitan suatu tes secara teliti. Kekurangan dari
penggunaan standar relatif diantaranya adalah:
§ Dianggap
tidak adil
§ Membuat
persaingan yang tidak sehat diantara siswa
Simulasi acuan
norma dalam menentukan nilai siswa:
Dalam satu kelas, peserta
ujian terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35,
dan 30. Jika menggunakan pendekatan penilaian acuan normal (PAN), maka peserta
tes yang mendapat skor tertinggi (50) akan mendapat nilai tertinggi, misalnya
10. sedangkan mereka yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara
proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
Penentuan nilai dengan
skor di atas dapat juga dihitung terlebih dahulu persentase jawaban benar.
Kemudian, yang memperoleh persentase tertinggi diberikan nilai tertinggi.
B. Penilaian Acuan Patokan
Penilaian acuan patokan
(PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation meruPATan pengukuran yang menggunakan
acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa dikomperasikan dengan kriteria
yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional, bukan dengan
penampilan siswa yang lain.
Keberhasilan dalam
prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang
telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional
.
Dengan PAP setiap
individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya. Bimbingan
individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dapat
dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah dikuasainya dapat
dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat manfaat dari
adanya PAP. Melalui PAP
berkembang upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melaksanakan
tes awal (pre test)
dan tes akhir (post test).
Perbedaan hasil tes akhir dengan test awal meruPATan petunjuk tentang kualitas
proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menuntut
pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana diharapkan dan termuat pada
kurikulum saat ini, PAP meruPATan cara pandang yang harus diterapkan. PAP juga dapat digunakan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya
penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan atau dirugikan, dan tidak
dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP ini menggunakan
prinsip belajar tuntas (mastery
learning).
Ø Kelebihan
PAP :
1. Fokus perhatian pada isi soal
2. Memberikan semangat bagi peserta
didik dalam belajar
Ø Kekurangan PAP:
1.
Memakan waktu dan biaya
2.
Metode dapat membosankan
Dengan menentapkan batas toleransi terhadap fluktuasi
prestasi peserta didik dari kelas ke kelas dan dari tahun ke tahun dengan
pertimbangan profesional seorang pengajar menetapkan batas bawah tingkatan
prestasi yang dianggap memadai memenuhi syarat (lulus) sedang yang dibawahnya
tidak memenuhi syarat, seperti yang telah dijelaskan diatas.
Dengan acuan patokan yang dulu maka misalkan bila si
Budi memperoleh skore 83 dari soal obyektif yang diberikan yaitu berjumlah
150 , sedangkan si Ani memperoleh skore
126. Maka sesuai tabel dibawah ini si Budi mendapatkan nilai D atau 1 dan si
Ani mendapatkan nilai akhir B atau 3. Dengan
perhitungan nilai Ani = 84% = B = 3 dan nilai Budi = 55 % = D = 1.
Tabel
Tingkatan
Penguasaan
|
Nilai
akhir
|
90% - 100%
80% - 89%
65% - 79%
55% - 64%
Kurang
dari 55%
|
A atau 4
B atau 3
C atau 2
D atau 1
E atau 0
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar