PENDAHULUAN
A.
Topik, Tema atau Masalah
Masalah adalah setiap
kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya. Masalah harus dianggap
sebagai tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, masalah yang benar-benar
dapat ditangani melalui penelitian adalah masalah yang penting dan dapat
menghasilkan penyelesaian yang bermanfaat.
a. Kriteria
dalam Menetapkan Masalah
Dalam menetapkan masalah yang akan
dipecahkan, sebaiknya peneliti mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
·
Apakah masalah tersebut berguna untuk
dipecahkan?
Perlu disadari bahwa ditinjau dari faktor ini, ada masalah
yang dapat didahulukan daripada yang lain. Dengan demikian, pertama-tama kita
harus bertanya apakah pemecahan masalah
ini ada manfaatnya.
Ada dua manfaat yang perlu diperhatikan
dalam mengidentifikasi masalah, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis berkaitan erat dengan
pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan manfaat
praktis adalah manfaat yang langsung dapat digunakan atau dirasakan oleh
praktisi atau masyarakat.
·
Apakah masalah dapat diteliti?
Suatu permasalahan dapat dikatakan dapat
diteliti yaitu apabila masalah tersebut dapat diungkap kejelasannya melalui
tindakan pengumpulan data dan dianalisis. Selain itu penilitian memungkinkan
untuk diteliti apabila tidak akan ditemukan kendala dalam hal waktu, uang, dan
tenaga yang dimiliki peneliti.
·
Apakah terdapat kemampuan yang dipunyai
peneliti untuk pemecahan masalah tersebut?
Untuk menyelesaikan masalah diperlukan
cara-cara penyelidikan yang khusus. Karena itu, peneliti perlu bertanya kepada
diri sendiri cara-cara yang bagaimanakah yang sebaiknya digunakan untuk
pemecahan masalah tertentu. Dalam proses penelitian, para peneliti membutuhkan
kemampuan mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data, menafsirkan
hasil penelitian, dan membuat simpulan, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
·
Apakah masalah tersebut menarik untuk
dipecahkan?
Sesungguhnya pelaksanaan penelitian tidaklah
ringan, sehingga peneliti perlu menemukan faktor-faktor lain yang dapat
mengimbangi kesulitan tersebut. Dengan demikian, peneliti harus menemukan motif
yang cukup kuat yang menyebabkan peneliti tertarik pada masalah tersebut.
·
Apakah masalah ini memberikan sesuatu
yang baru?
Diperlukan pengetahuan yang luas untuk
dapat mengetahui apakah dengan penemuan masalah tersebut berarti pula
ditemukannya sesuatu yang baru bagi masalah yang lama atau pemecahan baru bagi
masalah yang baru pula.
·
Apakah masalah itu terbatas sehingga
jelas?
Masalah yang ditentukan haruslah khas
(spesifik) dan sedemikian rupa seperti yang dikuasakan oleh ilmu yang ada.
b. Sumber
Masalah Penelitian
Beberapa sumber masalah penelitian dapat
dijadikan sebagai sumber bahan untuk memperoleh ide atau pertimbangan penentuan
masalah penelitian.
·
Bacaan
Bacaan yang dapat dijadikan sumber
masalah misalnya berupa buku. Buku yang memuat generalisasi dari teori-teori
yang berupa prinsip umum dapat diaplikasikan dalam masalah yang lebih spesifik.
Teori ini menjadikan sumber masalah yang akan dibuktikan kebenarannya melalui
penelitian secara empiris.
·
Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui
pertemuan-pertemuan ilmiah, misalnya diskusi, seminar, lokakarya, dan
konferensi. Dari pertemuan ilmiah tersebut dapat muncul berbagai ide penelitian
dan permasalahan aktual yang memerlukan pemecahan melalui penelitian.
·
Laporan Hasil Penelitian
Banyak institusi yang memiliki lembaga
penelitian atau perpustakaan sebagai sumber informasi dari penelitian-penelitian
yang telah dilakukan oleh institusi tersebut. Di samping itu jurnal-jurnal
penelitian merupakan laporan hasil-hasil penelitian yang mutakhir, yang dapat
pula dijadikan sumber masalah penelitian. Biasanya dalam sebuah laporan
penelitian atau jurnal terdapat rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang
terkait dengan penelitian itu.
·
Pernyataan Pemegang Kekuasaan
Orang yang memiliki otoritas ilmu, yaitu
yang memiliki kepakaran, komitmen, dan kekonsistenan atas suatu ilmu. Orang
yang mempunyai otoritas ini menjadi figur atau anutan orang-orang yang memiliki
ilmu dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas ini dapat
dijadikan sumber masalah penelitian.
·
Pengamatan
Melalui pengamatan, seseorang dapat
mengenal kondisi aktual di lapangan yang dapat dijadikan permasalahan
penelitian yang pemecahannya berguna untuk diimplementasikan sesuai dengan
keadaan terkini.
·
Pengalaman Individual atau Kelompok
Pengalaman dapat memunculkan
permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai permasalahan penelitian.
Seseorang akan mengenali suatu permasalahan dari aktivitas rutin dan intensif.
Pengalaman ini tidak selamanya berdampak positif, tetapi adakalanya berdampak
tidak seperti yang diharapkan. Ini dapat dijadikan sebagai permasalahan
penelitian berdasarkan data faktual.
B. Topik,merumuskan
Judul/ Masalah
Memilih
masalah merupakan suatu langkah awal dari suatu penelitian. Masalah harus
menarik untuk dapat bekerja dg baik. Masalah atau permasalahan penelitian dapat
dilihat dari rumusan judulnya. Disamping menarik peneliti harus memikirkan
masalah-masalah lain. Ada empat factor yang harus dipenuhi bagi terpilihnya
masalah diantaranya :
a. Penelitian
harus sesuai dengan minat peneliti
Apabila
permasalahan atau judulnya tdk sesuai dengan minat, maka peneliti tidak akan bergairah
untuk melaksanakannya . Dan hasilnya tidak akan baik.
b. Penelitian
dapat dilaksanakan
Ada
empat hal sebagai pertimbangan penelitian dapat dilaksanakan atau tidak,
ditinjau dari diri peneliti, yaitu :
-
Peneliti mempunyai kemampuan untuk
meneliti masalah itu, artinya menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan
menguasai metode untuk memecahkannya.
-
Peneliti mempunyai waktu yang cukup
sehingga tidak melakukannya asal selesai.
-
Peneliti mempunyai tenaga untuk
melkasankan
-
Peneliti mempunyai dana secukupnya.
c. Tersedian
factor pendukung
-
Tersedian data sehingga pernyataan
penelitian dapat dijawab
-
Ada izin dari yang berwenang.
d. Hasil
penelitian bermanfaat
Penelitian
yang baik dengan menggunakan istilah yang mudah diingat yaitu , APIK :
-
Asli, bukan jiplakan dari atau
mengganti-ganti penelitian orang lain.
-
Penting, Hasil penelitian bermanfaat dan
dianggap penting bagi peningkatan mutu pendidikan.
-
Ilmiah, Menggunakan proses yang
dibenarkan oleh teori penelitian, yaitu mengikuti sistematika penelitian yang
lazim berlaku.
a) Pendahuluan
- latar belakang masalah, ada bukti berupa fakta empirik yang dialami oleh
peneliti sendiri atau pengamatan orang lain, ada tujuan yang dirumuskan dengan
jelas apa target yang akan dicapai melalui tindakan itu.
b) Tujuan
penelitian adalah ingin mengetahui dampak dan tindakan terhadap masalah yang
akan diatasi.
c) Rumusan
masalah yang jelas menunjukkan pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian
d) Kajian
pustaka, yaitu bagian yang berisi teori-teori yang mendukungnya. Kajian
pustaka, yang biasa juga di sebut dengan istilah telaah pustaka atau landasan
teori, atau apapun sebutannya, merupakan bagian yang amat penting dalam sebuah
karya ilmiah. Penelitian adalah upaya untuk mengkaji gejala untuk membuahkan
hasil yang diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, penelitian harus berpijak pada ilmu-ilmu yang akan diperkaya. Semakin
banyak teori relevan yang digunakan sebagai dasar berpijak, semakin mantaplah
penelitian itu dilakukan.
-
Konsisten, Artinya ada keruntutan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lain. Ketika peneliti sudah selesai menyusun laporan, sebaiknya langsung
mencermati kembali, apakah butir-butir pada kesimpulan sudah runtut dengan
rumusan dan tujuan penelitian atau belum. Kesimpulan merupakan jawaban dari
rumusan masalah dan memenuhi harapan yang tertera dalam tujuan. Keempat bagian
ini harus menunjukkan adanya sambungan yang harmonis, runtut, dan benar.
Apabila belum runtut, peneliti harus meninjau kembali pada data yang
terkumpul dari pada proses analisisnya.
-
Jenis Permasalahan:
a.
Problema untuk mengetahui status dan
mendeskripsikan fenomena.
b.
Problema untuk membandingkan dua
fenomena atau lebih(problema komparasi)
c.
Problema untuk mencari hubungan antara
dua fenomena (problema korelasi)
-
Korelasi sejajar, isalnya korelasi antar
kemampuan berbahasa inggris dan kesetiaan ingatan.
-
Korelasi sebab-akibat, isalnya korelasi
antara teriknya sinar matahari dan larisnya es bamboo.
Jenis-jenis
permasalahan tersebut biasanya lalu dijadikan dasar dalam merumuskan judul
penelitian.
Merumuskan Judul
Judul penelitian yang
lengkap diharapkan mencakup :
1. Sifat
dan jenis penelitian
2. Objek
yang diteliti
3. Subjek
penelitian
4. Lokasi/
daerah penelitian
5. Tahun/
waktu terjadinya peristiwa.
Contoh :
Studi komparasi antara metode
induktif dan metode deduktif untuk menghafal rumus ilmu pasti pelajar SMA di
daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1979 :
-
Studi komparasi : Sifat atau jenis
problema
-
Metode deduktif dan induktif
Untuk menghafal rumus
ilmu pasti : objek penelitian
-
Pelajar SMS : Subyek penelitian
-
Daerah Istimewa Yogyakarta : Lokasi
Penelitian
-
Tahun 1979 : tahun terjadinya peristiwa
Apabila judul penelitian ditulis
disingkat, maka perlu ditambahkan dengan jelas penegasan judul dan batasan
masalah. Penegasan ini ditulis dalam bagian pendahuluan , laporan , penelitian
dan tentu saja pada waktu penyusnan desain penelitian juga diberi penjelasan
C.
Latar Belakang
Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang
menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau
problematika yang muncul dapat ditulis dalam bentuk uraian paparan,atau
poin-poinnya saja.
Pada bagian ini
dikemukakan :
1) Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas
2) Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3) Manfaat praktis hasil bahasan.
4) Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit.
Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan .
Dalam bagian latar
belakang ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab ia memilih judul atas
permasalahan tersebut.Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain:
a) Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan
membantu pelaksanaan kerja yang lebih efektif misalnya,atau akan dicari
pemecahannya karena berbahaya apabila tidak.Jadi pentingnya diadakan
penelitian.
b) Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya
peneliti mendapatkan gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
c) Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang
meneliti masalah tersebut.
Latar belakang masalah
menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta
tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara
tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji
dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan
dilakukan untuk menyiapkan skripsi.
Secara operasional
permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan
masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar
belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan
penguji.
Dengan kata lain,
unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian
sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1) penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau
pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
2) beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada
jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang
diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan
penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu
dilakukan.
3) Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks
permasalahan yang lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang yang
dikaji.
Dalam hal ini para penulis sebaiknya menyadari bahwa pemilihan masalah
harus didasarkan atas minat dan penghayatan sendiri.
Alasan pemilihan
masalah yang paling tepat adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan
dengan apa yang terjadi. Menurut Prof.Dr. Winarno memilih masalah adalah
mendalami masalah itu,sehingga harus dilakukan secara lebih sestematis dan
intensif.
Selanjutnya oleh
Dr.Winarno dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi
jelas terhadap masalah yang dihadapi,dari aspek historis,hubungannya dengan
ilmu yang lebih luas,situasi dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinan yang akan
datang dan lain-lainnya.
a) Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
b) Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
c) Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
d) Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis
data.
e) Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta
memnfaatkan hasil.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan latar
belakang adalah :
1. Ancangan
pembahasan
Ancangan yang dimaksud adalah
darimanakah periset mengawali pembicaraan dalam kaitan dengan masalah riset
yang dilakukan. Pengambilan ancangan yang tepat akan memberikan penggambaran
yang tepat pula atas masalah yang diangkat oleh periset. Sangat
direkomendasikan pembicaraan dalam latar belakang lebih fokus dan mendalam,
tidak meluas tapi dangkal.
2. Alur logika
pemikiran yang digunakan,
Alur logika pemikiran merupakan
urutan berfikir penulis dalam menuangkan gagasan yang ingin disampaiakan yang
tercermin dalam susunan kalimat-kalimat dan susunan paragraf-paragraf dalam
latar belakang. Alur logika pemikiran yang digunakan khususnya dalam penulisan
latar belakang menjadi penting diperhatikan. Hal ini agar arah pemikiran yang
dikembangkan dalam latar belakang lebih mengarah, fokus, jelas dan mudah
dipahami. Latar belakang yang tidak memiliki alur logika yang jelas akan
sulit bagi pembaca mengenali masalah sebenarnya, memahami pesan yang ingin
disampaikan dan bahkan akan mengaburkan masalah itu sendiri.
3. Penggunaan
sumber teori sebagai dasar pemikiran,
Fungsinya selain akan menjadi
sandaran berfikir namun juga hal tersebut akan menjadi indikator obyektifitas
tulisan. umber teori merupakan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang disampaikan
oleh seseorang yang biasanya dihasilkan dari riset. Semakin banyak teori
yang digunakan maka, dalam batas tertentu, akan semakin meningkatkan
obyektifitas riset, dan semakin kuat argumentasi yang dipaparkan oleh periset.
Penggunaan sumber teori secara
eksplisit tercermin pada penggunaan kalimat yang diakhir kalimat dicantumkan
nama penulis dan tahun penulisan, sebagai cerminan kalimat tersebut diambil
dari penulis yang namanya disebutkan tersebut.
4. Penggunaan
fakta dan data lingkungan
Penggunaan fakta dan data dalam
perumusan latar belakang adalah penting untuk mengetahui indikator-indikator
dari intensitas permasalahan yang dirumuskan oleh periset.Dari fakta dan data
tersebut akan diketahui seberapa luas dan seberapa parah permasalahan riel yang
ada. bsennya data dan fakta dalam perumusan masalah utamanya dalam latar
belakang akan mengakibatkan permasalahan menjadi sangat umum, mengambang, tidak
jelas dan tidak fokus.
5. Panjang dan
kecukupan
Panjang atau pendeknya penggambaran
memang sangat tergantung pada jenis permasalahan yang dihadapi, untuk
kepentingan apa riset dilakukan dan tentunya ketersediaan halaman atau tempat
dalam menuangkan gagasan. Namun demikian prinsip yang lazim digunakan adalah bahwa
penggambaran identifikasi dan perumusan masalah sebagaimana dalam latarbelakang
dan permasalahan riset harus secara cukup dan tuntas mengarahkan pembaca akan
masalah riel apa yang dihadapi oleh periset dan mengapa muncul dan perlu
diatasi atau diteliti.
Oleh karena itu diperlukan data
studi awal di lokasi tempat penelitian.
Ada 4 kriteria latar
belakang yang baik:
- Adanya “seriousness of problem”,
- Adanya “sense of urgency” ( masalah yang harus segera ditangani
- Adanya “political will” (kebijaksanaan dari organisasi atau politis
- Adanya “manage – ability” ( direkomendasikan oleh pihak manajemen ).
Latar belakang ini juga harus mampu menjawab
pertanyaan “mengapa memilih topik tersebut”
Ada
banyak hal yang melatar belakangi sebuah penelitian. Latar belakang penelitan
biasa bermula dari rasa ingin tahu yang mendalam atas suatu hal, rasa
penasaran, ingin menggali sebuah nilai dan sebagainya. Latar belakang itulah
yang kemudian memunculkan adanya sebuah penelitian.
Latar belakang masalah dalam penelitian adalah suatu
alasan mengapa penelitian itu harus diadakan atau alasan mengapa sang peneliti
melakukan penelitian itu. Setiap sesuatu pasti mempunyai latar belakang,
begitupun penelitian.Dan sebuah penelitian tidak akan lahir tanpa adanya latar
belakang masalah. Latar belakang berisi segala sesuatu yang dihadapi individu
ataukelompok (calon peneliti). Sesuatu itu menimbukan keinginan untuk mengkaji
dan berusaha mengetahui penyebabnya dan juga mengetahui cara penyelesaianya.
Latar
belakang penelitian berisi rumusan tentang berbagai fakta. Dari fakta-fakta itu
peneliti akan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang belum dijawab dalam rumusan
awal. Dengan kata lain peneliti harus mengembangan fakta dan mencari fakta
baru.
Setelah menemukan latar
belakang dari masalah baru merumuskan masala-masalah dalam bentuk pertanyaan .
Adapun tips untuk menentukan latar belakang masalah:
1.
Cari masalah sesuai dengan bidang
keilmuan yang digeluti. Karena harus fokus pada bidang yang dikuasai jika tidak
akan kesulitan karena pemahamannya kurang dan msalahnya tidak dikuasai.
2.
Mempertinggi frekuensi membaca dan
mengkritisi bacaan. Dengan membaca akan muncul banyak pertanyaan tentang
kemungkinan fakta baru yang akan memperkaya penelitian.
3.
Sosialisai diri dengan membaur dengan
objek penelitian dan membuang jauh sikap egoisme pada diri kita. Karena
penelitan dilakuakan untuk mencari kebenaran
4.
Merumuskan latar belakang masalah dalam
suatu penelitian adalah langkah awal menuju penelitian. Agar berjalan lancardan
tidak melenceng jauh dari tujuan penelitan.
5.
Setelah melahirkan rumusan masalah dan
menjadi tolok ukur penelitian. Dan dari banyaknya fakta yang diketahui, maka
kita harus temukan jawaban dari rumusan masalah ketika melakukan penelitian.
D. RUMUSAN MASALAH
PENELITIAN
Rumusan masalah berbeda
dengan masalah. Kalau masalah itu berupa kesenjangan antara yang diharapkan
dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan
yang akan dicarikanjawabannya melalui pengumpulan data
Ada beberapa para ahli
mendefinisikan tentang rumusan masalah, diantaranya:
Menurut Pariata Westra
(1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha
mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu
hingga berhasil.”
Menurut Sutrisno Hadi (
1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan
kenapa”
Perumusan masalah
merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan
masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan
membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau
research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan
sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam
kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai
fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya,
baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Rumusan masalah itu
merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian
menurut tingkat eksplanasi.
Rumusan masalah ini pada
hakikatnya adalah deskriptip tentang ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi
dan analisis variabel yang tercakup didalamnya. Dengan demikian rumusan masalah
tersebut sekaligus menunjukkan fokus pengamatan di dalam proses penelitian
nantinya.
Bentuk masalah dapat
dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif,
asosiatif
a.
Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan
masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri,
baik hanya pada satu variabel atau lebih.
b.
Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan
masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada
dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c.
Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah
yaitu:
1.
Dirumuskan secara jelas.
2.
Menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternaatif tindakan
yang akan dilakukan
3.
Dapat diuji secara empiris
4.
Menggandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang
diinginkan
5.
Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
6.
Jelas cangkupannya
7.
Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik
tertentu.
Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak
dipecahkan melalui penelitian. Tentunya masalah-masalah yang dihasilkan itu
tidak lepas dari latar belakang masalah yang dikemukakan pada bagian
pendahuluan.[6]
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu
1.
sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau
dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada
dan dapat dilakukan.
2.
sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan
berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
3.
sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus
dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus
disisihkan oleh peneliti.Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana
yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah
peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang
bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4.
dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti
menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi
dan sampel penelitian
E.
CARA
MERUMUSKAN MASALAH
1.
Permasalah
adalah kesenjangan (gap) antara das sollen (apa yang seharusnya) dan das sein (
apa yang ada)
2.
Uraikan
pendekatan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan
diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat
dijelaskan defenisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.
3.
Telah
memunculkan konsep-konsep tertentu. Misal: attitudes, social distence,
effectiveness, credibility, dll.
4.
Sumber
permasalahan dapat diperoleh dari :
a.
Bacaan
: jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, buku teks,
internet, dll.
b.
Seminar,
lokakarya, diskusi, dll.
c.
Pernyataan
pemegang otoritas
d.
Pengamatan
e.
Pengalaman
f.
Intuisi,
dll
Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih permasalahan :
1.
Masalah
harus memberi sumbangan pada pengembangan ilmu atau untuk kepentingan praktis
2.
Biaya,
waktu, tenaga, sarana dan prasarana yang tersedia
3.
Bekal
kemampuan teknis
4.
Penguasaan
metode yang diperlukan
Rumusan masalah disusun
dengan memperhatikan :
1.
Sebaiknya
dalam bentuk kalimat tanya
2.
Hendaknya
informasi (pada makna)
3.
Memberi petunjuk
untuk pengumpulan datanya
Dalam
memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu memperhatikan
beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:
1.
aspek
substansi;
2.
aspek
formulasi; dan
3.
aspek teknis.
Dari
sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau
nilai kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai
aplikatifnya untuk memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan
metodologik dengan diketemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta
kegunaan teoritik dalam memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang
berlaku. Sedang dari sisi orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan
itu merupakan suatu hal baru yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika
sudah pernah berarti hanya merupakan pengulangan atau replikasi saja.
Pada
aspek formulasi, seyogyanya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat interogatif
(pertanyaan), meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif
(pernyataan). Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam
masalah, tetapi lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang
dipermasalahkan.
Dan aspek teknis,
menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti kemampuan
teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi ajar, kemampuan
metodologi penelitian tindakan, kemampuan fasilitas untuk melakukan penelitian
seperti dana, waktu, tenaga, dan perhatian terhadap masalah yang akan
dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk berangkat dari permasalahan
sederhana tetapi bermakna, guru dapat melakukan di kelasnya dan tidak memerlukan
biaya, waktu, dan tenaga yang besar.
F. TUJUAN
PENELITIAN
a. Prinsip
Dasar Tujuan Penelitian
Tujuan
merupakan factor kunci dalam memberikan bentuk dan makna bagi laporan akhir.
Tanpa tujuan yang jelas, suatu proyek penelitian dapat dengan mudah diawali
dengan langkah yang sala, menyimpang selama pelaksanaannya, dan berakhir dengan
laporan yang tidak meyakinkan.
Sifat
utama proyek penelitian adalah bahwa setiap proyek tersebut merupakan kesatuan
lengkap yang mempunyai jalannya sendiri. Tujuan yang jelas paling tidak akan
menjamin bahwa bola mulai bergerak kea rah yang benar dan memberikan kesempatan
yang cukup kepada peneliti untuk mempertahankan arahnya.
Sebelum
tujuan dapat dirinci, perlu ditetapkan masalah apa yang masalah apa yang
dihadapi, dan sebelum hal itu dapat dilakukan harus ada pengertian yang jelas
mengapa penelitian tersebut dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Penelitian
dilaksanakan karena dua alas an utama, yaitu sebagai sarana mencapai tujuan
atau sebagai tujuan itu sendiri. Kedua-duanya benar-benar sahih, tetapi
masing-masing menyangkut pendekatan yang agak berbeda terhadap batasan mengenai
masalah yang dihadapi dan terhadap perumusan tujuannya.
b. Penelitian
sebagai Sarana untuk Mencapai Tujuan
Dalam
hal ini perlu diperhatikan baik pokok maupun sifat masalahnya. Pokok masalah
menentukan letak penelitian dan berbagai kendala pelaksanaan penelitian
tersebut sifat dasar masalah itu mengatur cara pendekatannya. Memecahkan
masalah adalah salah satu tugas yang paling umum yang diharapkan dapat
dilakukan peneliti, tetapi bagi peneliti tugas itu merupakan proyek yang paling
sulit. Peneliti perlu memperhatikan skala penelitian agar selaras dengan besar
masalahnya.
Suatu
bentuk penelitian yang memuat permasalahan yang baru dan sangat berbeda disebut
percobaan. Penelitian seperti itu menyangkut pembuktian sesuatu yang akan
terjadi seandainya dibuat perubahan pada susunan yang ada atau andaikata
dimasukkan sesuatu yang sama sekali baru. Mungkin saja berupa penelitian untuk
membuat model yang dapat digunakan untuk pengujian, tetapi umumnya untuk
mengadakan perubahan.
Selain
untuk memecahkan masalah dan menghilangkan ketidakpastian, penelitian juga
kadang-kadang dilaksanakan sebagai sarana pendidikan, baik pendidikan bagi
subyek penelitian itu, juga bagi masyarakat umum, ataupun bagi pemegang
wewenang yang lebih tinggi. Sebelum memulai penelitian sebagai sarana untuk
mencapai tujuan, sebaiknya diyakini benar kemana tujuannya dan apa yang
dicakupnya.
c. Menetapkan
Tujuan
Setelah
mengenal masalah penelitiannya , jangkauan pokok penelitiannya, serta sifat dan
alsan yang mendasarinya, peneliti siap untuk merumuskan tujuan. Perlu
dikemukakan lagi bahwa penetapan tujuan merupakan tahap yang sangat penting
dalam proses penelitian. Tujuan
penelitian mungkin dapat merangkum dalam menyusun program pelatihan,
melaksanakannya, dan mengukur pengaruhnya dalam satu kalimat yang jelas, tidak
taksa, yang sepenuhnya menyatakan unsur pokok dalam penelitian.
d. Contoh
Pernyataan Tujuan Penelitian
Pernyataan
tujuan penelitian hendaknya selaras dengan perumusan masalah. Tujuan penelitian
merupakan suatu yang ingin dicapai dari suatu masalah.
Berikut
contoh pernyataan tujuan penelitian yang didahului oleh uraian singkat
permasalahan penelitiannya.
Permasalahan
Penelitian
Banyak
keuntungan yang akan diperoleh seseorang apabila ia mempunyai ketrampilan
menulis. Akan tetapi, untukmemilik ketrampilan menulis, seseorang tidaklah
mudah mendapatkannya. Banyak ahli yang berpendapat bahwa ketrampilan menulis
lebih sulit diperoleh dibandingkan dengan ketrampilan berbahasa lainnya.
Agar
seorang siswa dapat terampil menulis, guru perlu melakukan proses pembelajaran
dengan model pembelajaran menulis yang efektif. Menurut beberapa teori, model
advance organizer merupakan model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan
efisiensi perilaku belajar yang dituntut dalam pembelajaran menulis.
Perumusan
Masalah Penelitian
1. Apakah
model advance organizer dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa SMP ?
2. Apakah
model advance organizer efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa SMP
?
3. Bagaimana
proses pembelajaran menulis dengan menggunakan model advance organizer terhadap
siswa SMP ?
I.
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan dengan tujuan :
1. Untuk
mengetahui dapatkah model advance organizer dapat meningkatkan kemampuan
menulis siswa SMP.
2. Untuk
mengetahui efektivitas model advance organizer dalam meningkatkan kemampuan
menulis siswa SMP.
3. Untuk
mengetahui gambaran proses pembelajaran menulis dengan menggunakan model
advance organizer terhadap siswa SMP.
II.
Manfaat Penelitian
Kegiatan
penelitian bertujuan menyumbangkan hasil penelitian bagi kemajuan masyarakat
dan ilmu pengetahuan. Penelitian merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan
tenaga, biaya, dan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penelitian harus
memberikan manfaat yang nyata dan benar-benar dibutuhkan.
Penelitian
pendidikan bahasa menuntut dua jenis manfaat, yaitu manfaat teoretis dan
manfaat praktis. Hasil dari suatu penelitian merupakan sumbangan bagi kemajuan
ilmu pengetahuan, yaitu dimunculkannya sumbangan konseptual pada dunia
pendidikan bahasa yang lebih relevan untuk keadaan terkini. Di samping itu,
hasil penelitian pendidikan bahasa harus dapat dimanfaatkan bagi para praktisi
pendidikan dan pelaku pendidikan, misalnya guru, siswa, kepala sekolah, penulis
buku ajar, juga bagi peneliti sendiri.
Contoh
Judul
penelitian:
Strategi Volisional Melalui
Dramatisasi dalam Bidang Pendidikan Membaca
Manfaat
Penelitian:
Studi
ini diharapkan mampu memberikan sumbangan konseptual terutama terhadap studi
pengembangan keterampilan membaca, yaitu dengan memberikan wawasan dalam
khasanah pengajaran membaca di sekolah, khususnya tentang Strategi Volisional
melalui Dramatisasi. Pengenalan strategi tersebut dilakukan dengan pendekatan
mutakhir yang dapat digunakan untuk mengembangkan motivasi membaca yang sampai
saat ini masih jarang dilakukan.
Di
samping itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan urusan konseptual
terhadap studi pengembangan pengajaran dramatisasi dan studi motivasional,
yaitu berupa aplikasi pengajaran dramatisasi. Aplikasi pengajaran ini
diharapkan dapat menjadi alternative bagi pengajaran drama yang selama ini
tidak disukai para guru.
Hasil
penelitian ini pun dapat ditawarkan kepada para guru membaca di lembaga-lembaga
pendidikan, baik berupa produk manual Peningkatan Motivasi Membaca dengan
Strategi Volisional melalui Dramatisasi, maupun proses penyusunannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Prof. Dr.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta
Ø Abdul
Muthalib, Metode Penelitian Pendidikan Islam, Banjarmasin:
Antasari Press
Ø Kunandar,
S.Pd.,M.Si, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Ø Mahsun, Metode
Penelitian Bahasa, Jakarta: PT. Raja Grafindo Pesada
[5] Kunandar, S.Pd.,M.Si, Langkah Mudah Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal.89
http://belajarpsikologi.com/contoh-proposal-penelitian-terbaru/