Kamis, 26 September 2013

PENDAHULUAN



PENDAHULUAN

A.    Topik, Tema atau Masalah
Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya. Masalah harus dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi. Oleh karena itu, masalah yang benar-benar dapat ditangani melalui penelitian adalah masalah yang penting dan dapat menghasilkan penyelesaian yang bermanfaat.

a.       Kriteria dalam Menetapkan Masalah
Dalam menetapkan masalah yang akan dipecahkan, sebaiknya peneliti mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
·         Apakah masalah tersebut berguna untuk dipecahkan?
Perlu disadari  bahwa ditinjau dari faktor ini, ada masalah yang dapat didahulukan daripada yang lain. Dengan demikian, pertama-tama kita harus  bertanya apakah pemecahan masalah ini ada manfaatnya.
Ada dua manfaat yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi masalah, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis berkaitan erat dengan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang langsung dapat digunakan atau dirasakan oleh praktisi atau masyarakat.
·         Apakah masalah dapat diteliti?
Suatu permasalahan dapat dikatakan dapat diteliti yaitu apabila masalah tersebut dapat diungkap kejelasannya melalui tindakan pengumpulan data dan dianalisis. Selain itu penilitian memungkinkan untuk diteliti apabila tidak akan ditemukan kendala dalam hal waktu, uang, dan tenaga yang dimiliki peneliti.
·         Apakah terdapat kemampuan yang dipunyai peneliti untuk pemecahan masalah tersebut?
Untuk menyelesaikan masalah diperlukan cara-cara penyelidikan yang khusus. Karena itu, peneliti perlu bertanya kepada diri sendiri cara-cara yang bagaimanakah yang sebaiknya digunakan untuk pemecahan masalah tertentu. Dalam proses penelitian, para peneliti membutuhkan kemampuan mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data, menafsirkan hasil penelitian, dan membuat simpulan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
·         Apakah masalah tersebut menarik untuk dipecahkan?
Sesungguhnya pelaksanaan penelitian tidaklah ringan, sehingga peneliti perlu menemukan faktor-faktor lain yang dapat mengimbangi kesulitan tersebut. Dengan demikian, peneliti harus menemukan motif yang cukup kuat yang menyebabkan peneliti tertarik pada masalah tersebut.


·         Apakah masalah ini memberikan sesuatu yang baru?
Diperlukan pengetahuan yang luas untuk dapat mengetahui apakah dengan penemuan masalah tersebut berarti pula ditemukannya sesuatu yang baru bagi masalah yang lama atau pemecahan baru bagi masalah yang baru pula.
·         Apakah masalah itu terbatas sehingga jelas?
Masalah yang ditentukan haruslah khas (spesifik) dan sedemikian rupa seperti yang dikuasakan oleh ilmu yang ada.

b.      Sumber Masalah Penelitian
Beberapa sumber masalah penelitian dapat dijadikan sebagai sumber bahan untuk memperoleh ide atau pertimbangan penentuan masalah penelitian.
·         Bacaan
Bacaan yang dapat dijadikan sumber masalah misalnya berupa buku. Buku yang memuat generalisasi dari teori-teori yang berupa prinsip umum dapat diaplikasikan dalam masalah yang lebih spesifik. Teori ini menjadikan sumber masalah yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian secara empiris.
·         Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, misalnya diskusi, seminar, lokakarya, dan konferensi. Dari pertemuan ilmiah tersebut dapat muncul berbagai ide penelitian dan permasalahan aktual yang memerlukan pemecahan melalui penelitian.
·         Laporan Hasil Penelitian
Banyak institusi yang memiliki lembaga penelitian atau perpustakaan sebagai sumber informasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh institusi tersebut. Di samping itu jurnal-jurnal penelitian merupakan laporan hasil-hasil penelitian yang mutakhir, yang dapat pula dijadikan sumber masalah penelitian. Biasanya dalam sebuah laporan penelitian atau jurnal terdapat rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang terkait dengan penelitian itu.
·         Pernyataan Pemegang Kekuasaan
Orang yang memiliki otoritas ilmu, yaitu yang memiliki kepakaran, komitmen, dan kekonsistenan atas suatu ilmu. Orang yang mempunyai otoritas ini menjadi figur atau anutan orang-orang yang memiliki ilmu dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas ini dapat dijadikan sumber masalah penelitian.
·         Pengamatan
Melalui pengamatan, seseorang dapat mengenal kondisi aktual di lapangan yang dapat dijadikan permasalahan penelitian yang pemecahannya berguna untuk diimplementasikan sesuai dengan keadaan terkini.


·         Pengalaman Individual atau Kelompok
Pengalaman dapat memunculkan permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai permasalahan penelitian. Seseorang akan mengenali suatu permasalahan dari aktivitas rutin dan intensif. Pengalaman ini tidak selamanya berdampak positif, tetapi adakalanya berdampak tidak seperti yang diharapkan. Ini dapat dijadikan sebagai permasalahan penelitian berdasarkan data faktual.


B.     Topik,merumuskan Judul/ Masalah
Memilih masalah merupakan suatu langkah awal dari suatu penelitian. Masalah harus menarik untuk dapat bekerja dg baik. Masalah atau permasalahan penelitian dapat dilihat dari rumusan judulnya. Disamping menarik peneliti harus memikirkan masalah-masalah lain. Ada empat factor yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah diantaranya :
a.       Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti
Apabila permasalahan atau judulnya tdk sesuai dengan minat, maka peneliti tidak akan bergairah untuk melaksanakannya . Dan hasilnya tidak akan baik.
b.      Penelitian dapat dilaksanakan
Ada empat hal sebagai pertimbangan penelitian dapat dilaksanakan atau tidak, ditinjau dari diri peneliti, yaitu :
-          Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk memecahkannya.
-          Peneliti mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.
-          Peneliti mempunyai tenaga untuk melkasankan
-          Peneliti mempunyai dana secukupnya.
c.       Tersedian factor pendukung
-          Tersedian data sehingga pernyataan penelitian dapat dijawab
-          Ada izin dari yang berwenang.
d.      Hasil penelitian bermanfaat
Penelitian yang baik dengan menggunakan istilah yang mudah diingat yaitu , APIK :
-          Asli, bukan jiplakan dari atau mengganti-ganti penelitian orang lain.
-          Penting, Hasil penelitian bermanfaat dan dianggap penting bagi peningkatan mutu pendidikan.
-          Ilmiah, Menggunakan proses yang dibenarkan oleh teori penelitian, yaitu mengikuti sistematika penelitian yang lazim berlaku.
a)      Pendahuluan - latar belakang masalah, ada bukti berupa fakta empirik yang dialami oleh peneliti sendiri atau pengamatan orang lain, ada tujuan yang dirumuskan dengan jelas apa target yang akan dicapai melalui tindakan itu.
b)      Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui dampak dan tindakan terhadap masalah yang akan diatasi.
c)      Rumusan masalah yang jelas menunjukkan pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian
d)     Kajian pustaka, yaitu bagian yang berisi teori-teori yang mendukungnya. Kajian pustaka, yang biasa juga di sebut dengan istilah telaah pustaka atau landasan teori, atau apapun sebutannya, merupakan bagian yang amat penting dalam sebuah karya ilmiah. Penelitian adalah upaya untuk mengkaji gejala untuk membuahkan hasil yang diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, penelitian harus berpijak pada ilmu-ilmu yang akan diperkaya. Semakin banyak teori relevan yang digunakan sebagai dasar berpijak, semakin mantaplah penelitian itu dilakukan.
-          Konsisten, Artinya ada keruntutan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Ketika peneliti sudah selesai menyusun laporan, sebaiknya langsung mencermati kembali, apakah butir-butir pada kesimpulan sudah runtut dengan rumusan dan tujuan penelitian atau belum. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan memenuhi harapan yang tertera dalam tujuan. Keempat bagian ini harus menunjukkan adanya sambungan yang harmonis, runtut, dan benar. Apabila belum runtut,  peneliti harus meninjau kembali pada data yang terkumpul dari pada proses analisisnya.
-           




Jenis Permasalahan:
a.                   Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.
b.                  Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih(problema komparasi)
c.                   Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema korelasi)
-          Korelasi sejajar, isalnya korelasi antar kemampuan berbahasa inggris dan kesetiaan ingatan.
-          Korelasi sebab-akibat, isalnya korelasi antara teriknya sinar matahari dan larisnya es bamboo.
Jenis-jenis permasalahan tersebut biasanya lalu dijadikan dasar dalam merumuskan judul penelitian.

Merumuskan Judul
Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup :
1.      Sifat dan jenis penelitian
2.      Objek yang diteliti
3.      Subjek penelitian
4.      Lokasi/ daerah penelitian
5.      Tahun/ waktu terjadinya peristiwa.

Contoh :
Studi komparasi antara metode induktif dan metode deduktif untuk menghafal rumus ilmu pasti pelajar SMA di daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1979 :
-          Studi komparasi : Sifat atau jenis problema
-          Metode deduktif dan induktif
Untuk menghafal rumus ilmu pasti : objek penelitian
-          Pelajar SMS : Subyek penelitian
-          Daerah Istimewa Yogyakarta : Lokasi Penelitian
-          Tahun 1979 : tahun terjadinya peristiwa
Apabila judul penelitian ditulis disingkat, maka perlu ditambahkan dengan jelas penegasan judul dan batasan masalah. Penegasan ini ditulis dalam bagian pendahuluan , laporan , penelitian dan tentu saja pada waktu penyusnan desain penelitian juga diberi penjelasan

C.     Latar Belakang
Latar belakang masalah merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan penelitian terhadap sesuatu masalah atau problematika yang muncul dapat ditulis dalam bentuk uraian paparan,atau poin-poinnya saja.
Pada bagian ini dikemukakan :
1)   Pentingnya masalah masalah yang akan dibahas
2)   Telaah pustaka yang telah ada tentang teknologi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
3)   Manfaat praktis hasil bahasan.
4)   Perumusan masalah pokok yang dibahas secara eksplisit. Biasakan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan .
Dalam bagian latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab ia memilih judul atas permasalahan tersebut.Alasan-alasan yang dapat dikemukakan antara lain:
a)   Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja yang lebih efektif misalnya,atau akan dicari pemecahannya karena berbahaya apabila tidak.Jadi pentingnya diadakan penelitian.
b)   Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
c)   Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan skripsi.
Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.
Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1)   penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
2)   beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu dilakukan.
3)   Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.

Dalam hal ini para penulis sebaiknya menyadari bahwa pemilihan masalah harus didasarkan atas minat dan penghayatan sendiri.
Alasan pemilihan masalah yang paling tepat adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Menurut Prof.Dr. Winarno memilih masalah adalah mendalami masalah itu,sehingga harus dilakukan secara lebih sestematis dan intensif.
Selanjutnya oleh Dr.Winarno dikatakan bahwa setelah studi eksploratoris ini penulis menjadi jelas terhadap masalah yang dihadapi,dari aspek historis,hubungannya dengan ilmu yang lebih luas,situasi dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinan yang akan datang dan lain-lainnya.
a)   Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
b)   Tahu dimana/kepada siapa informasi dapat diperoleh.
c)   Tahu bagaimana cara memperoleh data atau informasi.
d)   Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.
e)   Tahu bagaimana harus mengambil kesimpulan serta memnfaatkan hasil. 
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan latar belakang adalah :
1.   Ancangan pembahasan
Ancangan yang dimaksud adalah darimanakah periset mengawali pembicaraan dalam kaitan dengan masalah riset yang dilakukan. Pengambilan ancangan yang tepat akan memberikan penggambaran yang tepat pula atas masalah yang diangkat oleh periset. Sangat direkomendasikan pembicaraan dalam latar belakang lebih fokus dan mendalam, tidak meluas tapi dangkal.
2.  Alur logika pemikiran yang digunakan,
Alur logika pemikiran merupakan urutan berfikir penulis dalam menuangkan gagasan yang ingin disampaiakan yang tercermin dalam susunan kalimat-kalimat dan susunan paragraf-paragraf dalam latar belakang. Alur logika pemikiran yang digunakan khususnya dalam penulisan latar belakang menjadi penting diperhatikan. Hal ini agar arah pemikiran yang dikembangkan dalam latar belakang lebih mengarah, fokus, jelas dan mudah dipahami.  Latar belakang yang tidak memiliki alur logika yang jelas akan sulit bagi pembaca mengenali masalah sebenarnya, memahami pesan yang ingin disampaikan dan bahkan akan mengaburkan masalah itu sendiri.
3.   Penggunaan sumber teori sebagai dasar pemikiran,
Fungsinya selain akan menjadi sandaran berfikir namun juga hal tersebut akan menjadi indikator obyektifitas tulisan. umber teori merupakan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang disampaikan oleh seseorang yang biasanya dihasilkan dari riset.  Semakin banyak teori yang digunakan maka, dalam batas tertentu,  akan semakin meningkatkan obyektifitas riset, dan semakin kuat argumentasi yang dipaparkan oleh periset.
Penggunaan sumber teori secara eksplisit tercermin pada penggunaan kalimat yang diakhir kalimat dicantumkan nama penulis dan tahun penulisan, sebagai cerminan kalimat tersebut diambil dari penulis yang namanya disebutkan tersebut.
4.   Penggunaan fakta dan data lingkungan
Penggunaan fakta dan data dalam perumusan latar belakang adalah penting untuk mengetahui indikator-indikator dari intensitas permasalahan yang dirumuskan oleh periset.Dari fakta dan data tersebut akan diketahui seberapa luas dan seberapa parah permasalahan riel yang ada. bsennya data dan fakta dalam perumusan masalah utamanya dalam latar belakang akan mengakibatkan permasalahan menjadi sangat umum, mengambang, tidak jelas dan tidak fokus.


5.   Panjang dan kecukupan
Panjang atau pendeknya penggambaran memang sangat tergantung pada jenis permasalahan yang dihadapi, untuk kepentingan apa riset dilakukan dan tentunya ketersediaan halaman atau tempat dalam menuangkan gagasan. Namun demikian prinsip yang lazim digunakan adalah bahwa penggambaran identifikasi dan perumusan masalah sebagaimana dalam latarbelakang dan permasalahan riset harus secara cukup dan tuntas mengarahkan pembaca akan masalah riel apa yang dihadapi oleh periset dan mengapa muncul dan perlu diatasi atau diteliti.
Oleh karena itu diperlukan data studi awal di lokasi tempat penelitian.
Ada 4 kriteria latar belakang yang baik:
  1. Adanya “seriousness of problem”,
  2. Adanya “sense of urgency” ( masalah yang harus segera ditangani
  3. Adanya “political will” (kebijaksanaan dari organisasi atau politis
  4. Adanya “manage – ability” ( direkomendasikan oleh pihak manajemen ).
Latar belakang ini juga harus mampu menjawab pertanyaan “mengapa memilih topik tersebut”
Ada banyak hal yang melatar belakangi sebuah penelitian. Latar belakang penelitan biasa bermula dari rasa ingin tahu yang mendalam atas suatu hal, rasa penasaran, ingin menggali sebuah nilai dan sebagainya. Latar belakang itulah yang kemudian memunculkan adanya sebuah penelitian.
            Latar belakang masalah dalam penelitian adalah suatu alasan mengapa penelitian itu harus diadakan atau alasan mengapa sang peneliti melakukan penelitian itu. Setiap sesuatu pasti mempunyai latar belakang, begitupun penelitian.Dan sebuah penelitian tidak akan lahir tanpa adanya latar belakang masalah. Latar belakang berisi segala sesuatu yang dihadapi individu ataukelompok (calon peneliti). Sesuatu itu menimbukan keinginan untuk mengkaji dan berusaha mengetahui penyebabnya dan juga mengetahui cara penyelesaianya.
Latar belakang penelitian berisi rumusan tentang berbagai fakta. Dari fakta-fakta itu peneliti akan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang belum dijawab dalam rumusan awal. Dengan kata lain peneliti harus mengembangan fakta dan mencari fakta baru.
Setelah menemukan latar belakang dari masalah baru merumuskan masala-masalah dalam bentuk pertanyaan .
Adapun tips untuk menentukan latar belakang masalah:
1.      Cari masalah sesuai dengan bidang keilmuan yang digeluti. Karena harus fokus pada bidang yang dikuasai jika tidak akan kesulitan karena pemahamannya kurang dan msalahnya tidak dikuasai.
2.      Mempertinggi frekuensi membaca dan mengkritisi bacaan. Dengan membaca akan muncul banyak pertanyaan tentang kemungkinan fakta baru yang akan memperkaya penelitian.
3.      Sosialisai diri dengan membaur dengan objek penelitian dan membuang jauh sikap egoisme pada diri kita. Karena penelitan dilakuakan untuk mencari kebenaran
4.      Merumuskan latar belakang masalah dalam suatu penelitian adalah langkah awal menuju penelitian. Agar berjalan lancardan tidak melenceng jauh dari tujuan penelitan.
5.      Setelah melahirkan rumusan masalah dan menjadi tolok ukur penelitian. Dan dari banyaknya fakta yang diketahui, maka kita harus temukan jawaban dari rumusan masalah ketika melakukan penelitian.









D.    RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu berupa kesenjangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikanjawabannya melalui pengumpulan data
Ada beberapa para ahli mendefinisikan tentang rumusan masalah, diantaranya:
Menurut Pariata Westra (1981 : 263 ) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.”
Menurut Sutrisno Hadi ( 1973 : 3 ) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.
Rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah deskriptip tentang ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya. Dengan demikian rumusan masalah tersebut sekaligus menunjukkan fokus pengamatan di dalam proses penelitian nantinya.
Bentuk masalah dapat dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, asosiatif
a.         Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih.
b.        Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c.         Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:
1.        Dirumuskan secara jelas.
2.        Menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternaatif tindakan yang akan dilakukan
3.        Dapat diuji secara empiris
4.        Menggandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan
5.        Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
6.        Jelas cangkupannya
7.        Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu.
Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian. Tentunya masalah-masalah yang dihasilkan itu tidak lepas dari latar belakang masalah yang dikemukakan pada bagian pendahuluan.[6]
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu
1.        sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2.        sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
3.        sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4.        dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian


E.     CARA MERUMUSKAN MASALAH
1.         Permasalah adalah kesenjangan (gap) antara das sollen (apa yang seharusnya) dan das sein ( apa yang ada)
2.         Uraikan pendekatan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan defenisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.
3.         Telah memunculkan konsep-konsep tertentu. Misal: attitudes, social distence, effectiveness, credibility, dll.
4.         Sumber permasalahan dapat diperoleh dari :
a.         Bacaan : jurnal, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, buku teks, internet, dll.
b.        Seminar, lokakarya, diskusi, dll.
c.         Pernyataan pemegang otoritas
d.        Pengamatan
e.         Pengalaman
f.         Intuisi, dll
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih permasalahan :
1.        Masalah harus memberi sumbangan pada pengembangan ilmu atau untuk kepentingan praktis
2.        Biaya, waktu, tenaga, sarana dan prasarana yang tersedia
3.        Bekal kemampuan teknis
4.        Penguasaan metode yang diperlukan
Rumusan masalah disusun dengan memperhatikan :
1.        Sebaiknya dalam bentuk kalimat tanya
2.        Hendaknya informasi (pada makna)
3.        Memberi petunjuk untuk pengumpulan datanya
Dalam memformulasikan atau merumuskan masalah, kiranya peneliti perlu memperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:
1.         aspek substansi;
2.         aspek formulasi; dan
3.         aspek teknis.
Dari sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya untuk memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan metodologik dengan diketemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta kegunaan teoritik dalam memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang dari sisi orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah berarti hanya merupakan pengulangan atau replikasi saja.

Pada aspek formulasi, seyogyanya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat interogatif (pertanyaan), meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif (pernyataan). Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam masalah, tetapi lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang dipermasalahkan.

Dan aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan seperti kemampuan teoritik dan metodologik pembelajaran, penguasaan materi ajar, kemampuan metodologi penelitian tindakan, kemampuan fasilitas untuk melakukan penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan perhatian terhadap masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan untuk berangkat dari permasalahan sederhana tetapi bermakna, guru dapat melakukan di kelasnya dan tidak memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang besar.
















F.      TUJUAN PENELITIAN

a.       Prinsip Dasar Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan factor kunci dalam memberikan bentuk dan makna bagi laporan akhir. Tanpa tujuan yang jelas, suatu proyek penelitian dapat dengan mudah diawali dengan langkah yang sala, menyimpang selama pelaksanaannya, dan berakhir dengan laporan yang tidak meyakinkan.
Sifat utama proyek penelitian adalah bahwa setiap proyek tersebut merupakan kesatuan lengkap yang mempunyai jalannya sendiri. Tujuan yang jelas paling tidak akan menjamin bahwa bola mulai bergerak kea rah yang benar dan memberikan kesempatan yang cukup kepada peneliti untuk mempertahankan arahnya.
Sebelum tujuan dapat dirinci, perlu ditetapkan masalah apa yang masalah apa yang dihadapi, dan sebelum hal itu dapat dilakukan harus ada pengertian yang jelas mengapa penelitian tersebut dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Penelitian dilaksanakan karena dua alas an utama, yaitu sebagai sarana mencapai tujuan atau sebagai tujuan itu sendiri. Kedua-duanya benar-benar sahih, tetapi masing-masing menyangkut pendekatan yang agak berbeda terhadap batasan mengenai masalah yang dihadapi dan terhadap perumusan tujuannya.
b.      Penelitian sebagai Sarana untuk Mencapai Tujuan
Dalam hal ini perlu diperhatikan baik pokok maupun sifat masalahnya. Pokok masalah menentukan letak penelitian dan berbagai kendala pelaksanaan penelitian tersebut sifat dasar masalah itu mengatur cara pendekatannya. Memecahkan masalah adalah salah satu tugas yang paling umum yang diharapkan dapat dilakukan peneliti, tetapi bagi peneliti tugas itu merupakan proyek yang paling sulit. Peneliti perlu memperhatikan skala penelitian agar selaras dengan besar masalahnya.
Suatu bentuk penelitian yang memuat permasalahan yang baru dan sangat berbeda disebut percobaan. Penelitian seperti itu menyangkut pembuktian sesuatu yang akan terjadi seandainya dibuat perubahan pada susunan yang ada atau andaikata dimasukkan sesuatu yang sama sekali baru. Mungkin saja berupa penelitian untuk membuat model yang dapat digunakan untuk pengujian, tetapi umumnya untuk mengadakan perubahan.
Selain untuk memecahkan masalah dan menghilangkan ketidakpastian, penelitian juga kadang-kadang dilaksanakan sebagai sarana pendidikan, baik pendidikan bagi subyek penelitian itu, juga bagi masyarakat umum, ataupun bagi pemegang wewenang yang lebih tinggi. Sebelum memulai penelitian sebagai sarana untuk mencapai tujuan, sebaiknya diyakini benar kemana tujuannya dan apa yang dicakupnya.
c.       Menetapkan Tujuan
Setelah mengenal masalah penelitiannya , jangkauan pokok penelitiannya, serta sifat dan alsan yang mendasarinya, peneliti siap untuk merumuskan tujuan. Perlu dikemukakan lagi bahwa penetapan tujuan merupakan tahap yang sangat penting dalam proses penelitian.  Tujuan penelitian mungkin dapat merangkum dalam menyusun program pelatihan, melaksanakannya, dan mengukur pengaruhnya dalam satu kalimat yang jelas, tidak taksa, yang sepenuhnya menyatakan unsur pokok dalam penelitian.
d.      Contoh Pernyataan Tujuan Penelitian
Pernyataan tujuan penelitian hendaknya selaras dengan perumusan masalah. Tujuan penelitian merupakan suatu yang ingin dicapai dari suatu masalah.
Berikut contoh pernyataan tujuan penelitian yang didahului oleh uraian singkat permasalahan penelitiannya.
Permasalahan Penelitian
Banyak keuntungan yang akan diperoleh seseorang apabila ia mempunyai ketrampilan menulis. Akan tetapi, untukmemilik ketrampilan menulis, seseorang tidaklah mudah mendapatkannya. Banyak ahli yang berpendapat bahwa ketrampilan menulis lebih sulit diperoleh dibandingkan dengan ketrampilan berbahasa lainnya.
Agar seorang siswa dapat terampil menulis, guru perlu melakukan proses pembelajaran dengan model pembelajaran menulis yang efektif. Menurut beberapa teori, model advance organizer merupakan model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan efisiensi perilaku belajar yang dituntut dalam pembelajaran menulis.
Perumusan Masalah Penelitian
1.      Apakah model advance organizer dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa SMP ?
2.      Apakah model advance organizer efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa SMP ?
3.      Bagaimana proses pembelajaran menulis dengan menggunakan model advance organizer terhadap siswa SMP ?
I.                   Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :
1.      Untuk mengetahui dapatkah model advance organizer dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa SMP.
2.      Untuk mengetahui efektivitas model advance organizer dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa SMP.
3.      Untuk mengetahui gambaran proses pembelajaran menulis dengan menggunakan model advance organizer terhadap siswa SMP.



II.                Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian bertujuan menyumbangkan hasil penelitian bagi kemajuan masyarakat dan ilmu pengetahuan. Penelitian merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan tenaga, biaya, dan waktu yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penelitian harus memberikan manfaat yang nyata dan benar-benar dibutuhkan.
Penelitian pendidikan bahasa menuntut dua jenis manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Hasil dari suatu penelitian merupakan sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan, yaitu dimunculkannya sumbangan konseptual pada dunia pendidikan bahasa yang lebih relevan untuk keadaan terkini. Di samping itu, hasil penelitian pendidikan bahasa harus dapat dimanfaatkan bagi para praktisi pendidikan dan pelaku pendidikan, misalnya guru, siswa, kepala sekolah, penulis buku ajar, juga bagi peneliti sendiri.
Contoh
Judul penelitian:
            Strategi Volisional Melalui Dramatisasi dalam Bidang Pendidikan Membaca
Manfaat Penelitian:
Studi ini diharapkan mampu memberikan sumbangan konseptual terutama terhadap studi pengembangan keterampilan membaca, yaitu dengan memberikan wawasan dalam khasanah pengajaran membaca di sekolah, khususnya tentang Strategi Volisional melalui Dramatisasi. Pengenalan strategi tersebut dilakukan dengan pendekatan mutakhir yang dapat digunakan untuk mengembangkan motivasi membaca yang sampai saat ini masih jarang dilakukan.
Di samping itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan urusan konseptual terhadap studi pengembangan pengajaran dramatisasi dan studi motivasional, yaitu berupa aplikasi pengajaran dramatisasi. Aplikasi pengajaran ini diharapkan dapat menjadi alternative bagi pengajaran drama yang selama ini tidak disukai para guru.
Hasil penelitian ini pun dapat ditawarkan kepada para guru membaca di lembaga-lembaga pendidikan, baik berupa produk manual Peningkatan Motivasi Membaca dengan Strategi Volisional melalui Dramatisasi, maupun proses penyusunannya.







DAFTAR PUSTAKA
Ø Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta
Ø Abdul Muthalib, Metode Penelitian Pendidikan Islam, Banjarmasin: Antasari Press
Ø Kunandar, S.Pd.,M.Si, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ø Mahsun, Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: PT. Raja Grafindo Pesada


[2] http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=394
[3] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta, Hal. 56
[4] Abdul Muthalib, Metode Penelitian Pendidikan Islam, Banjarmasin: Antasari Press. Hal. 25
[5] Kunandar, S.Pd.,M.Si, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal.89
http://belajarpsikologi.com/contoh-proposal-penelitian-terbaru/