Selasa, 16 Oktober 2012

sekilas "akuliar"

Monkey Business band


MONKEY BUSINESS
Berdiri di Jogjakarta akhir tahun 2001 dengan nama TOYLAND dan mulai berganti nama menjadi MONKEY BUSINESS sejak awal tahun 2003.Nama MONKEY BUSINESS sendiri diambil dari judul lagu sebuah band rock Skidrow yang kebetulan mereka semua menyukai lagu tersebut. Monkey Business sempat mengalami bongkar pasang player, Indra drumer Monkey Business terdahulu terkena kecelakaan dan hilang di laut Timika sampai sekarang belum ditemukan (we miss you so much dude!), sehingga kemudian digantikan oleh BOX, seiring berjalannya waktu Eko PxPx (guitarist) juga menyatakan keluar dan lalu disusul oleh BOX juga menyatakan keluar sehingga posisi BOX digantikan oleh Fery (sampai sekarang). Secara garis besar basic musik MONKEY BUSINESS adalah PUNK, akan tetapi mereka coba memadukannya dengan berbagai jenis musik lain yang juga merupakan influence bagi mereka, hingga akhirnya membentuk suatu musik yang mereka sebut EASY PUNK. Kesibukan Monkey Business saat ini adalah menyiapkan materi untuk album ke-3, dan tentu saja gigs juga terus berjalan.
Band members : Anggit F**k (Vox&Guitar), Asswin (Vox&Bass), Fery (Drums)
Influences : Social Distorsion,MxPx,Bad Religion,NOFX,Tiger Army,The Living End,Green Day,etc...

management : +6281932579066
+6285643579428
email : mobiss_management@yahoo.com
DISCOGRAPHY
Album kompilasi “BERPACU DALAM MELODIC“ (proton rec.)
distribusi oleh TRINITY OPTIMA prod. (2005)
Hits single : L.L.L.L (lika liku laki laki)
VIDEO Big idea PROD. (2005)

Mini album “ ANNIVESARY, DEDICATED, AND FRIENDSHIP
distribusi oleh YOUTH n' CREW rec. (2007 )


Download lagunya Disini

Monkey Business - Monkey Business Anthem (Melodic Jogjakarta).mp3
Monkey Business - Not a Second Time.mp3 
Monkey Business - Preman Berseragam.mp3
Monkey Business - Punk Rawka.mp3
Monkey Business - Remember.mp3
Monkey Business - Raja Tetaplah Raja.mp3 
Monkey Business - Surat Tanpa Akhir.mp3
Monkey Business - 'till i'am.mp3
Monkey Business - Lika Liku Laki-laki.mp3
Monkey Business - Mira Agresive.mp3
Monkey Business - Monyet Kesepian.mp3
Monkey Business - My Hero.mp3

Kamis, 04 Oktober 2012

cerpen sunny

MY LOVE IS NOT A BET

Langit malam ini begitu gelap, tak terlihat satupun bintang yang tampak menghiasi. Begitu kelam, dan sunyi. Hanya cahaya lampu yang dapat membantu memberikan penerangan dimalam yang semakin larut ini. Hawa dingin mulai merasuk ke dalam hangatnya kalbu. Semilir angin yang berhembus membuat suara gesekan antar ranting daun yang saling beradu. Disaat orang-orang sedang menikmati alam mimpinya, Aya  masih terlihat duduk termenung di ayunan teras rumahnya sejak pukul 20.00 WIB hingga saat ini jam menunjukkan pukul 23.55 WIB. Sedari tadi wajahnya dibiarkan terpelungkup tenggelam dalam kedua lengannya yang dibiarkan bertaut. Sesekali wajahnya yang bersih terangkat, pandangannya menerawang nan jauh. Di dalam pikirannya saat ini hanya terdapat satu nama, Angga. Ya, kekasih yang hampir satu tahun ini ia kenal sebagai sosok yang baik, penuh perhatian, penyayang, sopan, dan lembut, kini berubah drastis.
Kenangan indah bersama kekasihnya seakan terputar kembali di memory otak Aya. Saat-saat dimana Angga, seorang pria yang tampan, tinggi, berkulit putih, salah satu anggota tim basket sekaligus OSIS yang dikenal sebagai cowok idaman hampir seluruh wanita di SMA Brawijaya, akhirnya melabuhkan hatinya pada wanita yang bukan siapa-siapa seperti Aya. Aya hanyalah seorang gadis biasa, yang berkulitkan hitam manis. Dibandingkan wanita-wanita yang selama ini mendekati Angga demi mendapatkan perhatian dan cinta dari Angga, Aya beda jauh. Sangat jauh. Itu yang membuat Aya tak habis pikir mengapa Angga memilih dirinya untuk dijadikan pacar. Sedangkan di luar sana masih banyak wanita yang lebih layak dan sepadan daripadanya.
“Aku cuma sayang sama kamu, aku nggak peduli orang mau bilang apa tentang kamu, aku tetep pilih kamu. Karena bagiku kamulah satu-satunya wanita yang bisa bikin aku nyaman..” itulah yang dikatakan Angga pertama kali saat ia mencoba mengutarakan isi hatinya pada Aya. Meskipun Aya belum sepenuhnya percaya dengan kenyataan ini, tapi Angga tidak putus asa untuk meyakinkan perasaannya terhadap Aya.
Setelah kurang lebih 2 bulan mereka menjalin hubungan, barulah Aya yakin, bahwa Angga tidak main-main dengan perasaannya. Angga begitu baik, perhatian, tidak malu walau ejekan dan cacian sering terlontar dari beberapa pasang bibir teman-temannya tentang hubungannya dengan Aya. Hingga pada suatu hari, Angga mengajak Aya untuk mengunjungi rumahnya. Awalnya Aya ragu, apa keluarga Angga akan bisa menerimanya ataukah tidak. Kegelisahan dan kekhawatiran berkecamuk dalam pikiran Aya. Tapi kemudian genggaman hangat tangan Angga dan senyuman manis yang mengembang dibibirnya seakan menjadi kekuatan tersendiri untuk tetap bertahan apapun yang terjadi.
Sesampainya di rumah Angga, Aya dibuat terkesima dengan keadaan di sekitarnya. Gerbang yang tinggi, rumah yang besar, dan taman yang begitu luas dihiasi warna-warni bunga yang mekar menambah kesan mewah. Apalagi di tengah-tengah taman terdapat air mancur yang meski tidak begitu besar namun paling menonjol dari yang lainnya, sehingga dapat dipastikan bahwa keluarga Angga bukanlah keluarga yang sederhana namun keluarga yang berada.
“Kamu mau minum apa, Ya?” tanya Angga membuyarkan lamunannya.
“Oh, apa aja boleh Ngga..” jawab Aya.
“Oke, kamu duduk dulu ya, aku ambilin minum.” kata Angga sambil mempersilakan Aya duduk di kursi yang terletak di gazebo tamannya. Tak beberapa lama Angga muncul dengan membawa 2 gelas es sirup di tangannya.
“Ini Ya, diminum..” Angga mempersilakan.
“Iya, makasih. By the way kok sepi, keluarga kamu kemana Ngga?” tanya Aya heran.
“Papa mamaku kerja, tapi mungkin sebentar lagi mamaku pulang. Kalau kakakku, Mbak Reva, dia lagi kuliah, mungkin sebentar lagi juga pulang.” kata Angga menjelaskan. Baru saja Angga selesai berbicara, terdengar suara mobil memasuki halaman rumahnya. Tak beberapa lama muncul 2 orang wanita dari dalam mobilnya. Seorang wanita paruh baya dan seorang gadis cantik berjilbab. Mereka melangkah hendak memasuki rumah. Angga dan Aya menyusul.
“Mah, kenalin, ini pacar Angga namanya Aya. Yang semalem Angga ceritain sama Mama & Mbak Reva.”
“Nama saya Aya, tante..” Aya memperkenalkan diri sambil menjabat tangan Mama Angga dan Mbak Reva bergantian.
“Oh, jadi ini pacar kamu? Kenapa berbeda jauh sekali denganmu Angga? Apa tidak ada wanita lain yang pantas untuk bisa dijadikan pacar? Hmm??!” kata Mama Angga dengan ketusnya, sambil melihat Aya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Perkataan itu bagai bom atom yang telah meluluh lantakan perasaan Aya. Aya sadar betul bahwa dirinya memang tak layak bersama Angga, tapi apa ia harus mendengar pengakuan itu secara langsung di depan matanya? Itu benar-benar sangat kejam. Air mata Aya sudah menggenang dipelupuk matanya. Ingin sekali ia berlari jauh meninggalkan rumah Angga saat itu juga. Tapi diurungkan niatnya karena sedari tadi tangan Angga menggenggam erat tangan Aya, sehingga Aya tak kuasa untuk melepaskannya.
“Mama nggak boleh ngomong gitu ah. Semua itu sama dimata Allah, Ma.” Mbak Reva mencoba menenangkan Mamanya.
“Mah, Mama punya perasaan nggak sih? Ngomong di depan Aya kayak gini??! Aku nggak peduli Mama mau bilang apa tentang Aya, aku tetep sayang sama Aya..!” kata Angga setengah membentak. Kemudian Angga menarik tangan Aya dan beranjak pergi meninggalkan mereka. Tak sempat Aya berpamitan karena tarikan tangan Angga yang begitu kuat sehingga tak tersisa sedikitpun celah untuk melepaskannya.
@@@
Dua hari setelah kejadian itu, Angga mengajak Aya ke pantai sepulangnya dari sekolah.
“Ya…” kata Angga membuka pembicaraan sesampainya mereka di pantai. Mereka berdua memilih duduk disebuah batu karang besar di tengah pantai. Kakinya terjuntai ke bawah sehingga mereka bisa merasakan dinginnya air laut yang terbawa oleh ombak menerpa kaki mereka.
“Iya…” jawab Aya lemas.
“Maafin perkataan Mamaku tempo hari ya..” kata Angga sambil menatap wajah Aya. Tapi Aya tidak menjawab. Ia hanya menganggukkan kepala sambil mencoba tersenyum pada Angga, meski Angga tau itu hanyalah senyum palsu. Kemudian Angga mengeluarkan kotak berwarna merah dari dalam saku jaketnya dan membukanya. Sepasang cincin perak bertengger di dalamnya. Ia tidak menyangka Angga akan memberikan ini padanya. Lalu Angga mengambil salah satu cincin dan menyematkannya di jari manis Aya. Ia pun juga memakaikan cincin yang satunya dijari manisnya. Kemudian Angga mengecup punggung tangan Aya.
“Aku sayang sama kamu Ya..” kata Angga lembut.
“Aku juga sayang sama kamu Angga. Makasih ya..” kata Aya terseyum. Kemudian Angga menarik tangan Aya dan merengkuh tubuh Aya ke dalam pelukannya.
“Aku janji aku nggak akan kecewain kamu..”
@@@
Setelah kurang lebih 10 bulan Aya menjalin hubungan dengan Angga, barulah lama kelamaan sifat asli Angga terlihat. Angga egois. Kalau Angga meminta sesuatu, Aya harus memenuhinya. Jika tidak, Angga tak segan-segan bersikap kasar pada Aya.
Kemarin pada saat jam pulang sekolah telah berbunyi nyaring, Angga mendadak meminta Aya untuk menemaninya pergi ke toko kue. Padahal pada saat itu neneknya baru saja masuk RS dan Aya berniat hendak menjenguk bersama kedua orang tuanya sepulang sekolah. Aya menolak, tapi Angga tak mau tau. Ia tetap memaksa agar Aya mau menemaninya. Aya tak mau kalah, ia tetap bersikeras memohon pada Angga agar ia diijinkan untuk pergi menjenguk neneknya siang itu. Tapi tiba-tiba.. PRAKKK..!!!! Pukulan keras dari tangan Angga melayang ke kepala Aya. Untungnya Aya telah mengenakan helm sebelumnya, jadi pukulan itu tidak secara langsung mengenai kepalanya namun mengakibatkan kaca helmnya pecah. Tubuh Aya sontak terhuyung ke belakang. Wajahnya pucat pasi. Ia tidak percaya akan mendapatkan perlakuan kasar dari kekasihnya itu, apalagi ditempat umum seperti ini. Air matanya jatuh membasahi pipinya. Para penghuni parkiran sekolah yang masih terlihat ramai karena bel baru berbunyi 10 menit lalu sontak memperhatikannya tajam. Mereka memandangi Aya dengan rasa penuh iba.
“Asal kamu tau ya, aku paling nggak suka kalau dilawan! Ngerti kamu!! Ayo cepet naik..!” perintah Angga dengan nada bicara tinggi, lalu menarik salah satu pergelangan tangan Aya dan menyuruhnya untuk menaiki motor. Sepanjang perjalanan mereka hanya membisu. Sedang Aya menangis dibalik helmnya.
 “Aya.. sudah malam, ayo masuk. Udara di luar juga sudah mulai dingin, nanti kamu masuk angin lho.” tegur ibu membuyarkan lamunan Aya yang sedang flashback ke masa-masa indah bersama kekasihnya dahulu sampai perlakuan kasar yang diterimanya 2 hari lalu.
“Eh iya Bu..” jawab Aya singkat. Kemudian Aya memasuki kamar dan menghempaskan tubuhnya ke kasur kesayangannya. Dilihatnya jam weker ‘hello kitty’ favourite-nya yang selama ini bertengger manis di atas meja belajarnya, sudah pukul 00.30 WIB. Mau tidak mau ia harus memejamkan matanya jika  ia tak mau terlambat ke sekolah esok hari.
@@@
Aya dan kedua sahabatnya, Ika dan Amel berjalan dari halte menuju sekolanya. Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Ika dan Amel sibuk bercanda, sedang Aya hanya berjalan gontai tanpa semangat. Gara-gara kekurangan tidur semalam, matanya masih terasa berat.
“Ya, kamu kenapa? Masih mikirin Angga ya?” tanya Ika saat mengetahui bahwa sahabatnya itu terlihat murung.
“Udah Ya, kamu yang sabar dan tegar ya hadepin Angga. Angga memang bener-bener keterlaluan! Menurut aku kalian selesain baik-baik deh, tanya apa maunya dia. Kita akan selalu ada di belakang kamu. Oke!” tambah Amel.
“Iya, makasih banget ya, kalian memang sahabatku yang paling baik dan paling bisa ngertiin aku..” merekapun berpelukan. Saat mereka sedang asyik berjalan tiba-tiba……..
“Aaaaaaaaa…..!!!” teriak ketiganya bersamaan saat mendapati baju seragamnya basah terkena cipratan bekas air hujan yang menggenang di tepi jalan.
“Woy.. nyetir yang bener dong!!” kata Aya pada mobil jazz putih yang telah mengotorinya itu.
“Wah kurang ajar tuh orang. Nggak bisa nyetir apa ya??!!” tambah Ika kesal.
Mobil yang awalnya melaju kencang, tiba-tiba saja berhenti. Dari dalam mobil itu keluar seorang pria yang cukup tampan. Posturnya tinggi, hidungnya mancung, kulitnya kuning langsat & bersih. Mereka dibuat terkesima dengan penampilan pria tersebut, tapi tidak dengan Aya.
“Eh, bawa mobil yang bener dong, nggak lihat kiri kanan apa kalau disini tuh ada genangan air..??!!” kata Aya kesal.
“Loh, kamu Aya kan? Yang dulu tinggal di Perumahan Bukit Kresna?” tanya pria itu memastikan.
“Iya bener, maaf kamu siapa?”
“Aku Zaky, tetangga kamu waktu dulu. Masa kamu lupa sih. Dulu kita kan akrab. Tapi semenjak kamu pindah 2 tahun lalu, aku kehilangan jejak kamu. Aku boleh minta nomer hp kamu? Nanti aku hubungin soalnya ini aku lagi buru-buru.”
“Zaky……?? Lama nggak ketemu. Iya boleh..”
“Oke thanks, ntar aku kontak kamu lagi. Bye, Ya. Maaf ya soal kejadian barusan.” kata Zaky tersenyum sambil melambaikan tangannya.
@@@
Hari ini tepat satu minggu Angga tak ada kabar sama sekali. Akhirnya Aya mengalah menuju  kelas Angga, dan menyelesaikan permasalahan ini.
“Ngga, mau kamu apa sih?” tanya Aya setelah mengajak Angga keluar kelas dan mencari tempat yang tenang untuk mengobrol.
“Angga! Mau kamu apa? Kenapa akhir-akhir ini kamu jadi berubah gini. Jadi kasar banget sama aku. Trus overprotective juga…. Jawab Angga..!” bentak Aya penuh emosi setelah mendapati orang yang diajak mengobrol tidak menanggapinya.
“Kamu mau aku jawab apa?” tanya Angga dengan santainya.
“Maksud kamu? Angga, jawab yang jujur, apa kamu udah nggak sayang sama aku lagi?”
“Oke, aku jawab sekarang. Aku memang udah nggak sayang sama kamu. Bahkan sejak awalpun aku nggak pernah ada sedikitpun perasaan sama kamu. Kamu cuma kita jadiin bahan taruhan aja, karena menurut yang kita tau, kamu itu wanita yang paling susah buat dideketin cowok di sekolah ini. Puas..!!” perkataan Angga barusan benar-benar telah menusuk hati Aya.
“Berarti selama ini??” tanya Aya tak percaya.
“Iya, aku cuma mainin kamu aja. Siapa sih yang mau sama orang item kayak kamu?” kata Angga ketus.
“Oke kalau gitu, mulai hari ini kita jalan sendiri-sendiri aja..” kata Aya pasrah.
“Emang itu yang aku mau..!” kemudian Angga meninggalkan Aya yang masih duduk terpaku ditempatnya. Air matanya mulai jatuh, ia putuskan untuk kembali ke kelas.
@@@
 “Hah?? Yang bener aja. Dia ngehina kamu kayak gt Ya??” tanya Amel pada Aya setengah tak percaya ditengah perjalanan pulang ke rumah.
“Iya Mel, ternyata dia cuman mainin aku. Selama ini aku kira dia beneran serius sama aku. Tapi ternyata apa??” kata Aya ditengah isak tangisnya.
“Yang sabar Ya, kamu harus tunjukin kalau kamu bisa tanpa dia, dan kamu nggak seperti apa yang dia  bilang. Tenang aja kita bakal bantu buat ngrubah kamu.” kata Ika mantap.
“Ngrubah aku? Maksudnya?” tanya Aya bingung.
“Liat aja nanti. 1 bulan lagi Deby ngadain prom night gitu dalam rangka ultahnya dia. Nah semua anak yang 1 angkatan sama kita tuh diundang, secara nyokap bokapnya kan tajir abis. Trus tiap anak harus bawa pasangan masing-masing. Nah kamu harus tampil semaksimal mungkin. Bikin Angga jadi terpukau sama kamu. Gmn?” jelas Ika.
“Aku masih nggak ngerti. Trus kalau harus bawa pasangan masing-masing, aku sama siapa?” tanya Aya.
“Ya sama Zaky lah, sama sapa lagi coba? Bukannya waktu itu kamu cerita kalau  Zaky udah hubungin kamu? Trus kalian sering SMS-an?” kata Amel.
“Iya juga sih. Oke deh, ntar aku coba ngomong sama Zaky.” Aya meng-iya-kan.
@@@
Malam yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah 1 bulan kedua sahabatnya mati-matian make-over Aya, inilah saat yang ditunggu-tunggu. Membuat Angga, mantan kekasih Aya menjadi terkesima saat melihat Aya nanti, apalagi Aya datang tak sendirian, melainkan bersama Zaky. Pria yang tak kalah kerennya. Pasti usaha mereka tak akan sia-sia.
Mereka mulai memasuki halaman rumah Deby, sang pembuat acara. Halaman rumahnya yang luas dipenuhi oleh tamu undangan. Mereka terpukau melihat penampilan Aya malam ini. Begitu cantik dan menawan. Perawatan yang telah dilakukan dan polesan make-up yang indah berhasil membuat Aya tampak putih dan cantik. Ditambah gaun yang dikenakan malam ini. Benar-benar perfect! Ditemani Zaky bersama kedua sahabatnya dengan pasangan masing-masing, mereka memasuki ruangan. Mereka mendapati Angga sedang ternganga melihat penampilan Aya malam ini. Harus ia akui, Aya sangat-sangat berbeda.
“Aya, boleh ngobrol sebentar?” pinta Angga pada Aya yang sedang berkumpul dengan sahabatnya. Aya-pun meng-iya-kan.  Merekapun menuju taman belakang rumah.
“Ya, malam ini kamu cantik banget.” puji Angga.
“Makasih.” ucap Aya singkat.
“Emh, yang waktu itu aku pernah bilang ke kamu, sebenarnya itu aku nggak serius, Ya. Aku cuma kebawa emosi. Sebenarnya aku sayang banget sama kamu. Nggak main-main. Apa kamu masih mau terima aku jadi pacarmu lagi?” kata Angga.
“Ehemm.. tapi sayangnya Aya udah ada yang punya. Yaitu aku.” kata seorang dari belakang sambil merangkul bahu Aya yang ternyata adalah Zaky. Aya sontak kaget, apa maksud Zaky berkata seperti itu.
“Ja…jadi…” kata Angga tak percaya.
“Iya bener, kenalin aku Zaky, pacar barunya Aya.” kata Zaky sambil mengulurkan tangannya. Tapi Angga tak membalas uluran tangan Zaky, ia malah pergi meninggalkan mereka berdua dengan perasaan malu dan dongkol. Kedua sahabatnya yang ternyata sedari tadi melihat kejadian itu langsung tertawa puas.
“Emh, Zaky, tadi maksud kamu apa bilang gitu ke Angga? Kamu cuman acting aja kan?” tanya Aya. Bukannya Zaky menjawab pertanyaan Aya, ia malah pergi menuju ke atas panggung dengan terlebih dahulu meminta ijin dari sang pemilik acara, Deby.
“Lagu ini aku persembahkan untuk orang yang aku sayang, Aya.” kata Zaky kemudian memainkan gitarnya. Dinyanyikanya lagu berjudul “Tercipta Untukku” milik band Ungu. Ia membawakan lagu tersebut dengan penuh penghayatan. Petikan gitar bak seorang professional, ditambah suara yang bisa dikatakan merdu membuat para tamu undangan sontak berdecak kagum. Harus Aya akui, Zaky hebat malam ini.
Setelah usai menyanyikan lagu, terdengar tepuk tangan para tamu undangan sangat keras. Zaky berjalan mendekati Aya. Digenggamnya tangan Aya dengan lembut.
“Aya, aku pengen kamu tau, kalau aku sayang banget sama kamu. Sejak aku kehilangan jejak kamu 2 tahun lalu karena keluarga kamu pindah rumah, aku udah berusaha mencari kesana kemari demi memperoleh informasi tentang keberadaanmu. Tapi hasilnya ‘nol’. Sekarang aku sangat-sangat bersyukur karena telah menemukanmu. Dan inilah saatnya aku harus menyatakan perasaanku selama ini bahwa aku sangat menyayangi kamu. Aya, would you be my girl?” kata Zaky panjang lebar yang membuat jantung Aya berdegup kencang. Sangat kencang.
“Apa kamu serius sama perkataan kamu barusan? Apa kamu cuman pengen mempermainkan aku?” tanya Aya ragu.
“Enggak Ya, aku bener-bener serius. Gimana?” Zaky menunggu kepastian.
“Iya aku mau..” kata Aya mantap. Zaky pun terlonjak kegirangan. Ditarikanya tubuh Aya ke dalam pelukannya. Teriakan dan sorakan teman-teman terdengar  begitu riuh. Aya berharap, semoga Zaky-lah orang yang tepat, yang selama ini ia cari.
THE END

Arjuna

Adakah engkau disana sepertiku
Memasuki dunia hayalanku yang mencaci
Aku berhayal berduaan dengan mu
Dimana aku dapat tertawa bersamamu, menggenggam tanganmu
Wahai cintaku disana
Mengapa kau tak mengenaliku
Kau tak tahu apa yang ada di hatiku
Kau tak tahu jika aku memandingi wajah indahmu
Adakah engkau disana sepertiku
Yang tidak sadarkan diri akan cinta yang bersemi
Yang tak mampu mengucapkan kedalaman kerinduan
Saat berhadapan dengan mu
Aku yang terkurung di ruang cinta dan kerinduan ku
Tak dapat berucap padamu, bahkan walau telah menyentuhmu
Setiap menatap matamu terasa menusuk ke jantung hati ku
Engkau cintaku, cinta terpendamku
Engkau rinduku, rindu tak bertuanku.

Puisi hmmmm

Lidah membuat kita terluka
Hingga…
Ego membuat kita terpisah
Aku pergi ke heningan malam
Engkau pergi ke ujung jalan
Tanpa menoleh lagi kebelakang
Di tepi pasir putih ini
Aku kembali merenungimu
Mengapa pengorbanan untuk cinta kita
Tak di anggap ada
Aku kembali kesini
Tempat di saat kita berpisah
Karena rinduku padamu
Berharap kau berfikiran sama
Kembalilah untukku dari ujung jalan sana